REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meriam kaliber 155 mm milik TNI AD diserahkan ke Batalyon Armed XVI Iskandarmuda, Aceh, XVII Tanjungpura Kalimantan Barat dan XVIII Mulawarman Kalimantan Timur. Senjata buatan Korea Selatan itu ditempatkan di daerah perbatasan untuk memperkuat pertahanan di sana.
Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Budiman menyerahkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) tersebut untuk melengkapi senjata yang sudah ada. TNI memang masih membeli perlengkapan tempur itu dari luar. Namun, ke depan ia menginginkan bisa mandiri dengan produk dalam negeri.
"Modernisasi alutsista milik TNI harus mengutamakan produksi dalam negeri. Inovasi dan pengembangan teknologi perlahan-lahan harus dilakukan sendiri," kata Budiman di Mabes AD, Jakarta, Selasa (6/5).
Spesifikasi senjata tersebut antara lain, memiliki jarak lontar antara 22-30 kilometer dengan menggunakan amunisi standar. Sedangkan, jika amunisi extend range mampu mencapai 55 kilometer. Kecepatan tembaknya empat butir amunisi per menit.
Meriam itu juga memiliki evelensi yang dapat menembak arah lintasan langsung dan curam, untuk arah langsungnya jarak minimal seribu meter. Selain itu, dilengkapi sistem pengisian proyektil semiotomatis sehingga dapat mempermudah prajurit yang memfungsikannya.