Senin 05 May 2014 22:53 WIB

Bertemu Dubes-Dubes Timteng, Jokowi Ngobrol Politik

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Djibril Muhammad
Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan 13 duta besar (dubes) dari negara-negara Timur Tengah di Kunstkring Paleis, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin (5/5).

Dalam pertemuan tersebut, selain membahas masalah Jakarta, Jokowi mengaku mereka juga berbicara masalah politik.

"Beliau-beliau ini juga menanyakan mengenai perpolitikan di Indonesia seperti apa. Ya saya ngomong apa adanya," ujar Jokowi yang mengenakan kemeja batik lengan panjang, usai pertemuan.

Dia mengaku, para dubes asing tersebut juga bertanya mengenai pencapresannya. Termasuk juga bertanya mengenai calon wakil presidennya. "Ya saya jawab belum, sama seperti saya jawab ke kamu," kata Jokowi kepada wartawan.

Selain itu, lanjut Jokowi, para dubes dari kawasan Timur Tengah tersebut juga bertanya mengenai investasi di Jakarta. Sebagai gubernur, Jokowi mengatakan saat ini pihaknya tengah berusaha memperbaiki perizinan dan kepastian hukum untuk berinvestasi di Ibu Kota.

Duta besar Palestina Fariz N Mehdawi, yang hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan, ia mengenal Jokowi sebagai sosok kepala daerah yang berhasil memimpin Solo dan Jakarta. Karenanya, Fariz mengaku tak heran jika Jokowi mencalonkan diri menjadi presiden.

Meski demikian, dia tak mau membandingkan Jokowi dengan calon presiden lainnya. "Saya tidak punya hak pilih, jadi semua kandidat saya dukung," ujar Fariz.

Seperti diketahui, Jokowi melakukan pertemuan dengan 13 dubes dari negara-negara di kawasan Timur Tengah, yakni dubes Yaman, Qatar, Tunisia, Yordania, Mesir, Aljazair, Lebanon, Libya, Maroko, Palestina, Arab Saudi, Suriah, dan Sudan.

Meski demikian, pertemuan malam ini sebenarnya adalah agenda Pemprov DKI. Sehingga, kapasitas Jokowi di pertemuan ini adalah sebagai gubernur.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri (KDH KLN) DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, pertemuan ini memang dirancang oleh Pemprov DKI sendiri. Tujuannya untuk bersilaturrahmi agar mempererat hubungan antar negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement