Senin 05 May 2014 16:17 WIB

Kenal Dekat Anny Ratnawati, Bu Pur Disebut Bantu Hambalang

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sylvia Sholehah atau biasa dipanggil Ibu Pur saat keluar dari Gedung KPK, Jakarta.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Sylvia Sholehah atau biasa dipanggil Ibu Pur saat keluar dari Gedung KPK, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Sylvia Sholehah alias Bu Pur kembali disebut dalam persidangan kasus dugaan korupsi proyek Hambalang di Pengadilan Tipikor, Jakarta.

Mantan sekretaris  menteri pemuda dan olahraga Wafid Muharram mengungkapkan,  nama Sylvia Sholehah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bu Pur benar adanya. Dia berujar, Bu Pur bergabung dalam proyek tersebut untuk mengurusi kontrak anggaran multiyears Gedung Hambalang.

 

“Katanya dia (Bu Pur) kenal dekat dengan Dirjen Anggaran Kemenkeu, Anny Ratnawati sehingga bisa bantu multiyears-nya,” kata Wafid, saat bersaksi atas terdakwa Andi Alfian Mallarangeng, Senin (5/5).

 

Ketika ditanya berapa kali pernah bertemu dengan BU Pur, Wafid menjawab setidaknya ada empat pertemuan yang saat itu pertama kali perkenalan diprakarsai oleh Lim Rohimah. Lim sendiri merupakan sekretaris pribadi Andi saat menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) sebelum dibekuk KPK.

 

“Saya dikenalkan oleh bu Lim, tapi soal seperti apa hubungan Bu Pur dengan pak Andi saya tidak mengetahui,” kata dia.

Selain itu, Wafid mengatakan, Andi Mallarangeng kerap memberi arahan mengenai proyek tersebut di luar jam kerja. Dia dan segenap rekannya pernah diundang ke rumah pribadi Andi untuk membahas lebih dalam proyek tersebut.

 

“Saat itu pertemuan membahas soal tindak lanjut penanganan proyek Hambalang,” ujar Wafid dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (5/5).

 

Ketika itu, lanjut Wafid, ia datang bersama dengan mantan Kabiro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora Deddy Kusdinar, dan Lisa Lukitawati Isa. Selebihnya, ia mengatakan lupa atas siapa saja yang saat itu hadir dalam pembahasan tersebut di rumah Andi.

 

“Di sana diberi arahan-arahan oleh beliau (Andi),  karena kendala ada di sertifikat, baru setelah itu normal bisa jalan (lanjutkan proyek),” papar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement