Senin 05 May 2014 11:33 WIB

Pemeriksaan Korban Pencabulan Emon Dipindah, Kenapa?

Pencabulan (ilustrasi)
Foto: bhasafm.com
Pencabulan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI-- Pemerintah Kota Sukabumi, Jawa Barat berencana memindahkan tempat pemeriksaan korban pelecehan seksual oleh AS alias Emon.

"Untuk lokasinya akan kami rasahasiakan dahulu dan steril dari pantauan media dengan tujuan untuk menjaga privasi si korban dan keluarganya dan mengurangi trauma mereka," kata Wakil Wali Kota Sukabumi, Ahmad Fahmi kepada wartawan, Senin.

Menurut Fahmi, suasana ruangan BAP, visum dan psikologi pun akan dibuat senyaman mungkin untuk si anak, selain itu baik psikolog, petugas yang melakukan pemeriksaan BAP dan visum juga akan menggunakan pakaian yang nyaman dilihat oleh para korban atau tidak menggunakan seragam dinas.

Tujuannya, kata dia, agar para korban kekerasan seksual yang dilakukan AS oleh Emon bisa segera sembuh dari beban traumatiknya. Lebih lanjut, pelayanan pelaporan dan pemeriksaan terhadap korban kekerasan seksual juga akan dipusatkan di satu titik saja agar si korban tidak bolak-balik baik saat akan melapor kepada pihak kepolisian, pemeriksaan visum dan penyempuhan psikologinya, dan yang terpenting para korban ini bisa melupakan apa yang telah dilaminya tersebut.

"Kami akan menangani kasus ini secara serius dengan membantu para korban dan keluarganya untuk keluar dari traumanya tersebut. Bantuan akan kami lakukan hingga si korban benar-benar sembuh baik kejiwaannya maupun jasmaninya," tambahanya.

Pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga yang telah memberikan perhatian dan simpatinya serta yang telah membantu pengungkapan kasus ini. Dan meminta kepada selurub pihak untuk bekerjasama dalam memberikan perlindungan kepada setiap anak-anak agar bisa tumbuh kembang dengan baik.

Sementara, Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Hari Santoso mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemkot Sukabumi dalam menyediakan tempat pemeriksaan khusus untuk para si korban agar dalam menjalani pemeriksaan baik dari pihak kepolisian, petugas medis dan psikolog mereka tetap nyaman.

"Sampai saat ini jumlah korban kekerasan seksual yang melapor kepada kami mencapai 73 anak dan tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah," kata Hari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement