Ahad 04 May 2014 13:00 WIB

Data Lontaran Material Pijar Gunung Slamet Tidak Lengkap

Lereng Gunung Slamet.
Foto: Antara/Idhad Zakaria
Lereng Gunung Slamet.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Koordinator Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Slamet Kabupaten Banyumas, Didi Rudwianto mengatakan bahwa lontaran material pijar yang mengarah ke selatan-tenggara tidak teramati dari Pos PGA Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, akibat tertutup kabut.

Oleh karena itu, laporan pengamatan yang disampaikan Pos PGA Slamet setiap enam jam sekali tersebut kurang lengkap lantaran tidak menyebutkan lontaran material pijar yang mengarah ke selatan-tenggara. "Terkait hal itu, Pemerintah Kabupaten Banyumas mendirikan Pos Aju Pengamatan di Limpakuwus, Baturraden, dan Semaya," katanya.

Sementara dalam siaran persnya, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono mengatakan bahwa hingga saat ini, Gunung Slamet masih berstatus "Siaga" (level III) dan masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak.

Menurut dia, berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi di Pos PGA Slamet pada hari Minggu (4/5), pukul 00.00-06.00 WIB, teramati 26 kali letusan kelabu tebal dengan tinggi 150-700 meter dari puncak dan condong ke barat. Dari sisi kegempaan, kata dia, tercatat sebanyak 24 kali gempa letusan, 29 kali gempa embusan, dan satu kali tremor vulkanik.

Berdasarkan jumlah gempa letusan dan gempa embusan asap tersebut, lanjut dia, dapat disimpulkan bahwa aktivitas Gunung Slamet cenderung menurun berdasarkan. "Namun intensitas letusan masih tetap dengan ketinggian maksimum 1.500 meter dari puncak. Jika penurunan aktivitas terus berlangsung, maka status Gunung Slamet akan dikaji secara rinci," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement