Ahad 04 May 2014 11:13 WIB

Ekonomi Jalan Tengah Cocok untuk Indonesia

Gedung The Landmark Center, Jalan Sudirman, Jakarta.
Foto: cps.co.id
Gedung The Landmark Center, Jalan Sudirman, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat Dino Patti Djalal mengapresiasi peningkatan peringkat perekonomian Indonesia dari peringkat 16 menjadi peringkat 10 dunia seperti dirilis Bank Dunia tahun ini.

"Dengan keberhasilan tersebut, maka pemerintahan mendatang sudah selayaknya terus melanjutkan kebijakan ekonomi jalan tengah yang telah dilakukan oleh pemerintahan Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)," kata Dino Patti Djalal melalui surat elektroniknya, di Jakarta, Ahad (4/5).

Menurut Dino Patti, pemerintahan Presiden SBY sudah membuat dan melaksanakan masterplan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia yang memacu investasi, termasuk investasi asing sesuai aturan berlaku atau dikenal dengan sebutan "ekonomi jalan tengah".

"Ekonomi jalan tengah" pemerintahan Presiden SBY, menurut dia, cocok bagi Indonesia karena berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus terjadi pemerataan kesejahteraan di masyarakat.

"Pembangunan ekonomi yang dilakukan pemerintahan Presiden SBY harus terus dilanjutkan untuk menjadi salah satu negara kekuatan ekonomi dunia pada 15 hingga 20 tahun mendatang," katanya.

Dengan pencapaian di bidang ekonomi ini, Dino meminta presiden terpilih mendatang untuk tidak meremehkan warisan pemerintahan Presiden SBY. Mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat ini menambahkan, saat ini banyak negara kekuatan ekonomi dunia yang mengalami penurunan karena krisis ekonomi dan politik.

Ia mencontohkan, salah satunya adalah Thailand yang terpuruk karena krisis politik dalam negerinya. "Pada saat sejumlah negara di Amerika, Eropa, dan Asia, pertumbuhan ekonominya defisit, Indonesia justru perekonomian tumbuh sekitar enam persen," katanya.

Dino Patti berharap, siapapun yang terpilih sebagai presiden Indonesia selanjutnya agar dapat menjaga kekuatan perekonomian Indonesia saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement