Sabtu 03 May 2014 23:04 WIB

Pangdam: Perdamaian Aceh Kian Menggembirakan

Personil TNI AD jajaran Kodam Iskandar Muda mengikuti latihan Minggu Militer di lapangan Hiraq Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Program ini digelar untuk penguatan kembali kemampuan pengoperasian senjata dan persiapan pengamanan Pemilukada Aceh.
Foto: Antara/Rahmad
Personil TNI AD jajaran Kodam Iskandar Muda mengikuti latihan Minggu Militer di lapangan Hiraq Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Program ini digelar untuk penguatan kembali kemampuan pengoperasian senjata dan persiapan pengamanan Pemilukada Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pangdam Iskandar Muda, Mayjen Pandu Wibowo, mengemukakan proses perdamaian Aceh yang hampir satu dekade menunjukkan perkembangan yang kian menggembirakan dengan ditandai meningkatnya pembangunan di berbagai bidang, baik fisik, nonfisik maupun infrastruktur.

"Proses perdamaian Aceh yang kini memasuki sembilan tahun telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Pertumbuhan ekonomi Aceh terus mengalami peningkatan," katanya dalam Sosialisasi Kebijakan Politik Pemerintah Aceh di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh, Sabtu.

Pangdam Pandu merinci pertumbuhan ekonomi Aceh pascatsunami dan MoU Helsinki yakni pertumbuhan ekonomi Aceh pada tahun 2005 dan 2006 merosot dari 1,76 menjadi 1,22 persen.

Namun, pertumbuhan mengalami kemajuan pada tahun 2007 menjadi 7,23 persen dan pertumbuhan ekonomi Aceh terus meningkat sejak 2010 hingga 2013 dengan kenaikan di atas 5 persen.

"Target pertumbuhan ekonomi Aceh diharapkan pada 2017 mencapai 7,5 persen," sebutnya.

Berdasarkan data BPS Aceh, angka pengangguran meningkat pada 2013 dari 9,1 menjadi 10,3 persen. Diharapkannya angka itu bisa menurun sejak 2014 sampai 2017 di bawah angka 7,1 persen.

Ia menyatakan permasalahan kesejahteraan dan perdamaian dengan kebutuhan rasa aman atau keamanan bagaikan dua sisi mata uang karena tidak dapat diutamakan yang satu dan melupakan lainnya.

"Kodam Iskandar Muda berperan mengamankan, memelihara dan membangun perdamaian Aceh yang merupakan keputusan politik negara dan TNI sebagaimana saat mengamankan proses Pemilu Legislatif 9 April 2014," katanya.

Namun diakuinya, gangguan keamanan masih menghantui sewaktu-waktu di daerah-daerah tertentu di Aceh.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement