REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Nilai impor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) pada Maret 2014 tercatat 1,6 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau turun 41,3 persen dibanding Februari 2014 yang mencapai 2,7 juta dolar AS.
"Pada Maret 2014 penurunan terjadi pada impor non migas yaitu sebesar 53,4 persen dari 2,4 juta dolar menjadi 1,1 juta dolar AS, sedangkan impor migas naik sebesar 59,5 persen dari 0,3 juta dolar menjadi 0,5 juta dolar AS," kata Kepala BPS Babel, Herum Fajarwati di Pangkalpinang, Sabtu (5/3).
Ia mengatakan, total nilai impor Babel pada Januari - Maret 2014 mencapai 7,2 juta dolar AS, atau turun 22,5 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 9,3 juta dolar AS.
Penurunan nilai impor terjadi pada migas sebesar 37,7 persen dari 3,4 juta dolar menjadi 2,1 juta dolar AS serta impor non migas yang mengalami penurunan sebesar 13,7 persen dari 5,9 juta dolar menjadi 5,1 juta dolar AS.
Ia mengatakan, menurut golongan barang pada Maret 2014 nilai impor terbesar yaitu golongan mesin atau pesawat mekanik (HS 84) sebesar 0,6 juta dolar AS, diikuti pupuk (HS 31) 0,2 juta dolar AS.
Demikian dengan plastik dan barang-barang dari plastik (HS 39), karet dan barang-barang dari karet (HS 40) masing-masing 0,1 juta dolar AS, sedangkan golongan lainnya hanya mempunyai nilai impor di bawah 0,1 juta dolar AS.
Ia menjelaskan, pada Maret 2014 yang memberikan kontribusi terbesar terhadap total impor non migas adalah golongan mesin-mesin atau pesawat mekanik (HS 84) dengan kontribusi 54,5 persen, diikuti pupuk (HS 31) sebesar 12,5 persen, plastik dan barang-barang dari plastik (HS 39) sebesar 9,1 persen.
Demikian dengan karet dan barang-barang dari karet (HS 40) 9,1 persen, benda-benda dari besi dan baja (HS 73), mesin dan peralatan listrik (HS 85) masing-masing di bawah 0,1 persen. Kontribusi keenam golongan non migas tersebut mencapai 100 persen dari total impor non migas.
Ia mengatakan, berdasarkan negara asal impor pada Maret 2014, China merupakan negara pemasok terbesar dengan 0,8 juta dolar AS dengan komoditas golongan mesin-mesin atau pesawat mekanik, plastik dan barang dari plastik yang berkontribusi sebesar 50 persen.
Kemudian Vietnam sebesar 0,5 juta dolar AS (21,7 persen) dengan komoditas utama bahan bakar mineral, Malaysia 0,2 juta dolar AS (12,5 persen) dengan komoditas utama karet dan barang-barang dari karet, Belgia 0,2 juta dolar AS (12,5 persen) dengan komoditas utama pupuk, sedangkan dari Singapura tidak ada impor.
"Apabila dibandingkan dengan Januari-Maret 2014 maka terlihat peningkatan impor dari Malayasia hingga di atas 300 persen yaitu dari 0,7 juta dolar AS menjadi 3,1 juta dolar AS," ujarnya.