REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan anggota timwas Century Muhammad Misbakhun menyinggung kesaksian mantan menteri keuangan Sri Mulyani dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (2/5) kemarin.
Dia menilai, Sri Mulyani sangat janggal. Itu lantaran Sri lebih banyak melempar tanggung jawab terkait ketidakakuratan data BI.
Dia mempertanyakan, mengapa Direktur Bank Dunia itu bisa tidak jeli dalam menganalisis laporan dari BI. Alhasil, dengan mudahnya Kementerian Keuangan mengucurkan dana bailout yang jumlahnya berkali lipat lebih besar dari yang dibutuhkan.
“Kalau data tidak akurat ini berarti Bu Sri tidak melakukan pencegahan. Ini kan tidak bisa berdiri sendiri,” kritik mantan politikus PKS itu.
Misbakhun kecewa dengan pengakuan Sri. Dia menyatakan, seharusnya Sri juga ikut mempertanggung jawabkan perbuatannya karena kewenangannya berkontribusi membuat dana Rp 6,7 itu bisa dicairkan.
Dia juga menyoroti pernyataan Sri yang mengaku lupa pernah bahwa Bank Century telah dirampok pemiliknya sendiri, Robert Tantular. Laporan itu disampaikan kepada Jusuf Kalla, yang saat itu menjabat wakil presiden. Karena itu, ia sepakat kalau Sri lebih baik ikut dijerat bersama-sama terlibat dalam pencurian uang negara.
“Ini mengecewakan, reputasi sebagai managing director Bank Dunia rusak karena sering menjawab lupa atau tidak ingat selama di pengadilan.”
Anggota Timnas Century Hendrawan Supratikno menyebut, langkah KPK menghadirkan Boediono di persidangan merupakan langkah tepat. Menurut dia, kesaksian Boediono akan membuka kotak pandora yang selama ini tertutup rapat atas kasus Century.
Dia yakin, bakal ada keterangan siginifikan yang akan didapatkan hakim untuk membongkar kasus itu. “Pak Boed ini selain pelaku kunci, juga saksi mahkota,” kata politikus PDIP itu.