Sabtu 03 May 2014 16:58 WIB

Kualitas LH di Jawa Barat Dinilai semakin memburuk

Rep: N-C75/ Red: Julkifli Marbun
Lingkungan Hidup (ilustrasi)
Lingkungan Hidup (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Jawa Barat), Dadan Ramdan mengatakan kondisi kualitas lingkungan hidup di Jawa Barat semakin memburuk.

Ke depan, kondisi itu akan mengancam lingkungan hidup di Jawa Barat dan semakin parah.

"Kondisi lingkungan hidup di Jawa Barat memburuk," ujar Ketua Walhi, Dadan Ramdan kepada Republika, Sabtu (3/5).

Ia menuturkan satu sisi itu terjadi karena krisis ekologis di Jawa Barat yang keliru. Serta, topografi Jawa Barat yang rentan menjadi pemicu bencana yang lebih luas. Termasuk, potensi gunung berapi. Selain itu, bencana terjadi karena faktor alam dan pembangunan yang keliru.

Menurutnya, merujuk kepada indikator penilaian kualitas lingkungan hidup, ada 3 aspek. Indeks pencemaran air di Jawa Barat berada di urutan 30. Jika skala 0 sampai 100, maka nilainya 38 sehingga itu buruk sekali.

Serta, buruknya tata kelola aliran sungai seperti buruknya DAS seperti Citarum, Ciliwung, Cimanuk dan Cisanggarung. "Ini menunjukkan sangat buruk (kualitas lingkungan hidup)," tegasnya. 

Indeks tutupan hutan (ITH) Jawa Barat berada di angka 40. Artinya alih fungsi lahan meluas dan meningkat di Jawa Barat. Kawasan hutan memiliki 12 persen dari total wilayah kawasan hutan yang seharusnya 30 persen.

Selain itu mengenai pencemaran udara, beberapa kota di Jawa Barat menunjukkan kualitas udara yang sangat buruk. Artinya meluasnya pertambangan mineral dan batu bara di daerah Kabupaten Bogor itu membuat parah kualitas udara.

Termasuk, aktivitas pertambangan di kawasan hutan dan luar kawasan hutan seperti pasir besi di Pantai Selatan. Ia menambahkan proyek MP3EI merupakan program yang akan menghancurkan kondisi ekologi di Indonesia.

Dadan mengatakan daerah-daerah di Indonesia seperti Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Bali mengalami krisis lingkungan hidup. Hal itu, kemudian menyebabkan meluasnya bencana ekologis.

Termasuk terancamnya kedaulatan pangan. Namun, itu belum menjadi perhatian atau agenda yang diperjuangkan oleh para calon presiden (capres).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement