REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) M Jusuf Kalla menyebutkan Jawa Tengah berkontribusi 10 persen terhadap kebutuhan darah nasional yang mencapai lima juta kantong darah per tahun.
"Persediaan dan kebutuhan darah sekarang ini sekitar lima juta kantong darah per tahun. Itu angka secara nasional," katanya usai pencanangan Gerakan Yang Muda Yang Berdonor (YMYB) di Semarang, Sabtu (3/5).
Pencanangan Gerakan YMYB yang diprakarsai PMI Jateng tersebut dilakukan Jusuf Kalla dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dengan melibatkan sekitar 3.500 anak muda, dari unsur pelajar, mahasiswa, dan relawan.
Mantan Wakil Presiden RI itu menyebutkan pasokan darah dari Jateng setiap tahunnya berkisar 500 ribu kantong darah per tahun sehingga mampu mencukupi sekitar 10 persennya dari kebutuhan darah nasional.
Ia mengapresiasi gerakan YMYB yang mampu menyedot partisipasi ribuan anak-anak muda untuk mendonorkan darahnya melalui PMI, seraya menyebutkan sebagai gerakan donor darah paling massal yang pernah dihadirinya.
"Saya bilang tadi. Inilah donor darah massal, paling massal yang pernah saya hadiri. Bisa (menghimpun) kira-kira 2.500-3.000 kantong darah. Sebab, semua kabupaten/kota datang untuk gotong royong," katanya.
Dalam kesempatan itu, JK mengatakan secara umum kebutuhan darah secara nasional sudah tercukupi oleh pasokan darah dari seluruh daerah, termasuk pasokan jika sewaktu-waktu terjadi kejadian atau bencana alam.
"Sekarang, (kebutuhan darah) sudah hampir dipenuhi semua daerah. Tidak ada masalah. Kecuali, memang kalau bulan puasa. Kita tidak mengharap ada bencana, tetapi kalau ada bencana, kami siap," kata JK.
Sementara itu, Ketua PMI Jateng Sasongko Tedjo menambahkan darah adalah salah satu komponen manusia yang tidak bisa dibuat oleh pabrik sehingga donor darah harus menjadi gaya hidup, terutama di kalangan anak muda.
Ketua Panitia Gerakan YMYB Maduseno Widyoworo menyebutkan ketersediaan darah di Jateng pada 2013 mencapai sekitar 500 ribu kantong darah, dan 97 persennya dipenuhi dari donor darah sukarela.
Dari jumlah pasokan darah itu, kata dia, kelompok usia muda dengan rentang umur 17-30 tahun menyumbang sekitar 44 persennya, dan 37 persennya berasal dari kalangan usia pelajar dan mahasiswa.
"Ini menunjukkan antusiasme pelajar dan mahasiswa di Jateng dalam berdonor darah sangat besar, patut diacungi jempol. Kami harap dalam kegiatan ini bisa menghimpun setidaknya 1.000 kantong darah," katanya.