REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Untuk memperkenalkan kesenian dari DIY khususnya tarian dari Keraton dan Puro Pakualaman ke negara Belanda, Dinas Kebudayaan DIY akan mengirimkan sekitar 45 orang ke Belanda pada akhir Mei hingga awal Juni 2014 ini.
"Yang berangkat adalah para seniman tari yang akan tampil dalam Festival Tong-Tong di Den Haag," kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY GBPH Yudhaningrat, Jum'at (2/5). Mereka akan menggunakan anggaran Dana Keistimewaan (danais) DIY sekitar Rp 1,3 miliar.
Anggaran yang dikeluarkan tersebut sebagian besar untuk transport.
"Yang mahal untuk biaya transport. Di samping itu, nanti para seniman juga akan mendapatkan uang yang besarannya disesuaikan dengan berapa kali mereka tampil," tuturnya.
Selain tarian dari Keraton dan Puro Pakualaman juga akan ditampilkan tarian kreasi bary yandg dibawakan oleh penari kreasi baru yang sudah tak asing lagi yaitu Didik Nini Thowok. ''Jadi bukan hanya tarian klasik dari DIY yang akan dipromosikan, melainkan juga tarian kreasi baru,''kata adik Sultan Hamengku Buwono X ini.
Minggu lalu Gusti Yudha (panggilan akrab Yudhaningrat baru kembali dari Slovenia untuk mengantarkan Joglo Jawa yang merupakan permintaan dari Pemerintah Slovenia. Joglo tersebut dipasang di taman negara yang terkenal di dunia internasional.
Joglo dari Yogya merupakan satu-satunya joglo yang ada di Slovenia yang bisa memberi nuansa Yogyakarta dan bia dijadikan alat diploma internasional.
"Setelah pemberian Joglo mereka meminta gamelan. Tetapi kami baru akan melaporkan kepada Pak Gubernur (red. Sultan Hamengku Buwono X)," kata dia.