REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang, Dewi Pramuningsih menambahkan, angka pelanggaran dan kecelakaan pelajar kecenderungan naik. Sehingga harus ditindaklanjuti dengan pemberian pelajaran tersebut agar dapat menekan angka kecelakaan dan pelanggaran.
Sebabnya, pihaknya menyambut baik penandatangan kerjasama ini. Harapannya, pelajaran keselamatan dan tertib lalulintas segera dilaksanakan di tiap- tiap sekolah di kabupaten Semarang.
Menurut Dewi dalam jangka pendek akan mengundang seluruh Kepala Sekolah untuk memberi ksempatan kepolisian dalam melakukan integrasi pelajaran tersebut pada mata pelajaran PKn. Awalnya pengajarnya akan dilakukan anggota Kepolisian.
“Setelah seluruh guru PKn mendapatkan pelatihan oleh Polda Jawa Tengah, masing-masing guru PKn bisa memberikan materi sendiri,” jelasnya.
Untuk tahap awal pelajaran tersebut hanya diberikan pada tingkat SMA/SMK sebanyak 60 sekolah dan SMP sebanyak 135 sekolah. “Sebab banyak kelompok siswa SMP dan SMK ini umumnya sudah mengendarai kendaraan bermotor di jalan raya,” tambah Dewi.
Sementara Bupati Semarang, Mundjirin juga menginginkan tidak hanya soal berlalulintas saja yang diajarkan. “Namun perlu juga upaya untuk mengeliminir tawuran antar pelajar,” tambahnya. Bowo Pribadi