Jumat 02 May 2014 15:31 WIB

Nasib Makam Arie Hanggara 'Si Korban Ibu Tiri' (2- Habis)

Rep: c79/ Red: Bilal Ramadhan
Makam Ari Hanggara.
Foto: C79
Makam Ari Hanggara.

REPUBLIKA.CO.ID, Masih ingatkah anda dengan kasus Arie Hanggara? Untuk anda yang lahir sebelum tahun 1980-an, tentu masih membekas film tentang Arie Hanggara. Arie adalah seorang anak berusia tujuh tahun yang mendapatkan penyiksaan dari ayah kandung dan ibu tirinya.

Kini makam Arie Hanggara di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan tak terurus. Makamnya ditumbuhi rerumputan liar. Makam ini juga sudah lama tidak dibayarkan pajaknya sehingga terancam untuk digusur pihak pengelola makam.

ROL mencoba menghubungi keluarga Arie yang beralamat di Pengadegan Timur, Kalibata, dan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan. Namun, tak ada keluarganya yang bisa dihubungi. Beberapa warga sekitar menjelaskan, keluarga Arie sudah pindah. Namun mereka tak mengetahui kepindahan keluarga Arie.

Salah satu saksi hidup atas peristiwa yang terjadi pada 1984 itu adalah Maryati. Warga asli TPU Jeruk purut ini mengaku bahwa pada saat pristiwa terjadi dirinya masih duduk di bangku SMP. Menurutnya, saat itu media massa berlomba-lomba memberitakan pristiwa besar tersebut, seluruh headline surat kabar menampilkan kisah Arie, bocah malang yang harus menjadi korban penganiayaan.

“Saya sedih kalo inget kisah itu, miris banget,” tutur Maryati. Menurut kesaksiannya, Arie di aniaya oleh ibu tiri dan bapaknya secara bergantian. Arie sering ditampar dan dipukul oleh mereka jika Arie berbuat nakal.

Menurut keterangannya, Arie kecil tinggal di daerah Jalan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan. Arie tinggal bersama ayah, ibu tiri dan dua saudara laki-lakinya. Ibu kandung Arie yang bernama Dahlia telah bercerai dengan suaminya ketika Arie masih sangat kecil.

Maryati menjelaskan, selain hukuman fisik, Arie juga sering di beri hukuman membersihkan kamar mandi oleh ayahnya. Hukuman yang diberikan pada Arie bukan hanya itu, dengan menghadap ke tembok Arie di beri pukulan di pipi, kaki, tangan, pinggang, pinggul dan kepala.

Arie akhirnya meninggal pada 8 November 1984 akibat kekerasan fisik tersebut. “Bapak sama ibu tirinya waktu itu langsung dipenjara, waktu pemakamannya aja di kawal polisi. Tapi saya nggak tau mereka di penjara berapa tahun,” pungkas Maryati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement