REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengamat politik Universitas Pelita Harapan (UPH), Victor Silaen menilai, faktor kecilnya perolehan suara pada pemilu legislatif mendorong partai politik melakukan penjajakan koalisi dengan berbagai pihak seolah haus kekuasaan.
"Faktor kecilnya suara mereka juga membuat mereka jadi begitu (seolah haus kekuasaan), harus bernegosiasi ke sana-sini selama masih ada waktu," kata Victor yang dihubungi dari Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan, tidak ada partai yang rela begitu saja menjadi oposisi tanpa bertarung lebih dulu dalam kontestasi pilpres, baik dengan menjadi pemimpin koalisi maupun anggota koalisi. "Tidak ada yang ihklas untuk menjadi oposisi, kecuali terpaksa. Seperti PDIP (terpaksa oposisi pada pemilu 2004 dan 2009), karena Ketumnya tidak suka dengan SBY," kata Victor.
Victor juga menilai sudah merupakan hal yang lumrah bagi partai politik mengejar sebuah kekuasaan untuk dapat menerapkan visi misinya membangun bangsa. "Partai manapun sebenarnya haus kekuasaan, karena partai didirikan untuk meraih kekuasaan sebesar-besarnya," ucapnya.
Sejauh ini peta koalisi partai-partai masih belum menunjukkan sebuah kejelasan yang berarti. Meskipun demikian komunikasi politik sudah terlihat intensif dilakukan antarpartai.