REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dalam mencetak anak yatim yang profesional dan produktif, Rumah Yatim meluncurkan program ‘Smart Scholership and School Of Life’. Peluncuran kedua program itu berlangsung di Bale Asri Pusat Dakwah Islam (Pusdai), Kota Bandung, Rabu (30/4) malam.
Program Smart Scholership and School Of Life digulirkan atas kerja sama Rumah Yatim, Bimbingan Belajar Ganesha Operation (GO), dan sejumlah perguruan tinggi negeri. Melalui program ini, Rumah Yatim akan fokus mencetak anak berprestasi, dan memiliki kompetensi mumpuni.
Direktur Utama Rumah Yatim, Nugroho BW, mengatakan selama ini program yang kebanyakan dijalankan oleh lembaga sosial yaitu untuk menutupi kebutuhan sandang, pangan, pendidikan, dan kesehatan. Menurutnya, kontribusi dalam menutupi kebutuhan sandang, pangan, pendidikan, dan kesehatan belumlah cukup.
Lebih dari itu, menurut dia, para alumni Rumah Yatim harus memiliki mental berkompetisi agar ketika keluar dari Rumah Yatim bisa survive di tengah lingkungannya. ‘’Pembekalan mental itu kami lakukan secara konsisten selama di asrama,’’ ujar Nugroho.
Menurut Nugroho, saat ini Rumah yatim membina sekitar 4.000 anak asuh dan 200 lembaga sosial binaan. Khusus anak asuh yang duduk di bangku SMA, kata dia, akan diberi fasilitas tambahan berupa bimbingan belajar (bimbel) agar bisa matang dalam menghadapi SNMPTN.
Dalam memberikan layanan bimbel, pihaknya bekerja sama dengan GO. Para pengajar GO itu dihadirkan ke apartemen yatim milik Rumah Yatim. Para pengajar itu akan melatih para anak asuh yang hendak lulus dari bangku SMA.