REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda mengatakan, sudah ada indikasi guru JIS yang terlibat dalam kekerasan seksual. Ini harus diungkap oleh kepolisian.
"Memang kepolisian sangat hati-hati dalam menangani kasus kekerasan seksual di JIS ini. Namun kami tetap menunggu keberanian kepolisian untuk mengungkap indikasi guru yang terlibat," kata Erlinda di Jakarta, Kamis, (1/5).
KPAI sendiri, ujar Erlinda, sempat mendapat tekanan dari 50 orang perwakilan yang mengaku orang tua murid. Mereka meminta agar KPAI tidak membuat pernyataan yang menjelek-jelekkan JIS padahal pihaknya hanya ingin mengungkap siapa saja pelaku kekerasan seksual di JIS.
"Mereka meminta KPAI termasuk saya agar tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang menyinggung orang tua murid di JIS. Bahkan mereka juga menyebutkan sekolah itu kini aman," kata Erlinda.
Namun, Erlinda menyatakan, KPAI termasuk dirinya tidak akan mundur sejengkal pun untuk mendorong pengungkapan kekerasan seksual di JIS. Materi yang disuarakan KPAI itu sangat erat kaitannya dengan proses perlindungan anak-anak termasuk memaksa pihak JIS lebih terbuka dan bekerja sama demi menuntaskan pengungkapan kasus kekerasan seksual pada murid di JIS.