REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tareang (Setaria italica) merupakan tanaman sejenis biji-bijian asli Indonesia yang bisa menjadi pangan alternatif pengganti beras guna meningkatkan ketahanan pangan nasional.
"Tareang banyak tumbuh di Sulawesi Barat, memiliki kelebihan dibandingkan tanaman biji-bijian sejenis seperti gandum dan jewawut," kata pakar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Ibnu Maryanto di Jakarta, Selasa (29/4).
Tareang adalah sereal yang memiliki butiran lebih padat dan besar pada setiap malai dibandingkan dengan serealia lain seperti jewawut yang ada di Jawa. Selain itu Tareang mudah tumbuh di lahan-lahan marjinal.
"Proteinnya juga lebih tinggi dibandingkan gandum atau shorgum, ini tanaman asli Indonesia yang perlu dibudidayakan," tambah Ibnu.
Ia menjelaskan, tareang merah memiliki protein 14,03 persen, 5,49 persen lemak dan 2,01 persen serat kasar. Sedangkan tareang kuning mengandung 10,68 persen protein, 3,12 persen lemak dan 1,23 persen serat kasar. Sementara gandum hanya memiliki protein lengkap di bawah tiga persen.
Menurut Ibnu, tareang sudah dimanfaatkan oleh warga Sulawesi Barat untuk membuat kue dan makanan lainnya.
Indonesia sebagai negara agraris menempati peringkat 70-an dunia di bidang tingkat ketahanan pangan namun masih tertinggal dibandingkan negara-negara seperti India, Vietnam, bahkan Singapura yang pada saat ini termasuk negara dengan ketahanan pangan cukup baik dunia.
Saat ini komoditas pangan yang sudah mulai dikembangkan di Indonesia antara lain sagu, jagung, ubi kayu, ubi jalar, shorgum dan talas Jepang.