Senin 28 Apr 2014 23:36 WIB

SBY Sebut Isu Buruh Sering Dijadikan Komoditas Politik

Rep: Esthi Maharani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Massa buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), melakukan aksi demo di depan Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (7/4).
Foto: Raisan Al Farisi
Massa buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), melakukan aksi demo di depan Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, masalah kesejahteraan buruh kerap menjadi isu sosial serta isu politik. Celakanya, seringkali isu tersebut dibarengi dengan manipulasi dan dijadikan komoditas politik di musim pemilu.

Karena itu, Presiden mengingatkan pentingnya perusahaan maupun buruh berkontribusi untuk perkembangan perusahaan dan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja.

Ia mengatakan, kalau bekerja, harapannya tak lain adalah kesejahteraan yang semakin baik. Untuk itu pekerja harus disiplin, produktif dan harus meningkatkan daya saing.

Hanya, perusahaan juga harus meningkatkan usahanya dan dengan buruh yang produktif, sehingga perkembangan bisnisnya akan lebih baik.

“Itulah yang harus dilakukan secara bersamaan dan hubungan antara serikat buruh pekerja dan perusahaan harus dijaga harmoninya, tidak perlu perang melalui media massa, unjuk rasa, tindakan-tindakan kekerasan, itu bukan solusi malah menambah masalah," katanya saat meninjau PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk di Citereup, Kabupaten Bogot, Jawa Barat, Senin (28/4).

Menurutnya buruh maupun perusahaan harus menjaga semangat hubungan baik. Sementara tugas pemerintah adalah memberikan fasilitas, bantuan, dan penyusunan regulasi agar perusahaan dan buruh mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya.

Ia juga mengingatkan dunia usaha di Tanah Air, terutama yang sudah menunjukkan perkembangan yang baik, agar ikut mensejahterakan tenaga kerja secara utuh tak hanya dari segi upah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement