REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Polda Metro Jaya meminta masyarakat agar tidak menduga terkait kematian salah satu tersangka kasus di Jakarta International School, Azwar. Ia diduga meninggal karena meminum cairan pembersih lantai ketika izin ke kamar mandi di sela-sela pemeriksaan di Polda Metro Jaya.
Akibat kematian tersebut, berkembang informasi adanya lebam di wajah Azwar yang kemudian menjadi misteri. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto bereaksi mengenai informasi ini.
"Saya baca berita itu dari online, ada pengunjung yang takjiah, ia mau lihat ketika yang bersangkutan akan dimakamkan. Dalam penglihatannya ia menyimpulkan sendiri (mengenai lebam tersebut), seperti ada yang aneh, dan menduga sendiri," kata dia, Senin (28/4).
Riwkanto mengatakan, polisi sudah meminta keluarga untuk melakukan otopsi terhadap Azwar. Namun keluarga menolak dan meminta untuk dibawa pulang dan langsung dikuburkan.
Menurut Rikwanto pelepasan jenazah pun dilakukan secara baik-baik. Penyidik pun sudah berkordinasi dengan Mabes Polri yang meminta agar kematian korban tidak menjadi fitnah.
Karenanya, Rikwanto membantah isu adanya dugaan kekerasan dalam kematian Azwar. "Itu tidak absolut dan tidak scientific," kata Rikwanto.
Azwar meninggal di toilet Polda Metro Jaya, Sabtu (26/4). Ia sempat dilarikan ke RS Polri Kramat Jati, tapi nyawanya tidak tertolong.
Kuasa Hukum Azwar, Irfan Rahmi, sempat mengatakan, saat dibawa pulang untuk dimakamkan, keluarga melihat ada lebab di wajah Azwar. Padahal, satu malam sebelumnya, wajah Azwar yang dilihat Irfan agak tirus.
"Mukanya agak lebih gemuk, tapi saya belum bisa mengklarifikasi hal itu apa karena kekerasan," ujar dia.