Ahad 27 Apr 2014 11:00 WIB

Kegairahan Desa Adat di Bali Perlu Didorong Lagi

Suasana Bali saat Nyepi (ilustrasi)
Foto: Antara/Wira Suryantala
Suasana Bali saat Nyepi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pengamat budaya dari Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Dr Ketut Sumadi mengingatkan agar para pemimpin dan majelis utama desa pakraman (MUDP) di Bali mampu mendorong kehidupan yang lebih bergairah di desa adat.

"Hal itu dapat dilakukan dengan memutar 'cakra yadnya' yakni orang Bali dan para pendatang sama-sama membangun sikap religiusitas dengan mengamalkan nilai-nilai kearifan lokal Tri Hita Karana (THK) yang melandasi kehidupan desa adat," kata Ketut Sumadi yang juga Direktur Program Doktor Ilmu Agama Pascasarjana IHDN Denpasar, Ahad (27/4).

Ia mengatakan, upaya itu dilakukan melalui pertemuan untuk membangkitkan dan mengaktifkan organisasi (paiketan) para pemangku, pemimpin kegiatan ritual, tukang "banten" yang membuat rangkaian janur untuk ritual dan kelompok pendukung lainnya dalam kegiatan adat dan ritual.

Organisasi itu termasuk sekaa pesantian (kelompok pembaca ayat-ayat suci agama Hindu), sekaa kesenian yang merangkul penari dan penabuh, ahli bangunan (undagi) dan pengurus lembaga perkreditan desa (LPD) lembaga keuangan di masing-masing desa adat.

Ketut Sumadi mengingatkan, semua organisasi tradisional di Bali itu mampu dibangkitkan kembali untuk berperanserta secara aktif sesuai keterampilan dan keahlian yang dimiliki dalam memacu dan menyukseskan pembangunan di wilayah desa adat masing-masing.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement