REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON -– Para petani di sejumlah daerah di Kabupaten Cirebon sudah mulai memasuki musim tanam gadu (kering). Ancaman kekeringan mengintai tanaman padi yang mereka tanam.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Ali Efendi, menyebutkan, luas areal tanaman padi di Kabupaten Cirebon kurang lebih 43 ribu hektare. Dari jumlah itu, lahan yang berpotensi mengalami kekeringan sekitar 20 ribu hektare.
Tingginya angka potensi kekeringan itu dikarenakan adanya prediksi fenomena el nino yang membuat musim kemarau semakin parah.‘’Untuk mencegah supaya tidak terjadi hal itu, maka petani harus melakukan gerakan tanam secepatnya,’’ ujar Ali.
Ali menjelaskan, percepatan tanam itu dilakukan dengan sistem culik. Yakni mengambil sebagian gabah sebelum dipanen untuk dijadikan benih. Dengan demikian, saat panen berakhir, benih sudah siap untuk langsung dilakukan penanaman.
Percepatan tanam juga harus dilakukan untuk mengejar hujan yang terkadang masih turun. Diharapkan, saat puncak musim kemarau nanti, tanaman padi milik petani sudah tidak terlalu membutuhkan banyak air.
Saat ini, dari luas lahan 43 ribu hakter, sebanyak 75 persen di antaranya sudah panen rendeng. Diperkirakan, masa panen rendeng seluruhnya akan selesai pada akhir Mei.
Pihaknya juga akan mengupayakan ketersediaan pasokan pupuk yang cukup bagi petani. Pasalnya, saat ini para petani di Kabupaten Cirebon mengeluhkan langkanya pupuk di berbagai tempat.