REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore menguat sebesar 49 poin menjadi Rp11.548 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp11.597 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa kembali menegangnya politik di Ukraina menyebabkan investor mencari aset aman seperti logam mulia, sehingga dolar AS mengalami tekanan.
"Faktor geopolitik tersebut juga dapat turut menyusutkan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi AS," katanya..
Ia menambahkan bahwa secara umum mata uang dolar AS juga cenderung terkikis terhadap sejumlah mata uang utama dunia.
"Sebelumnya, mata uang dolar AS "rally" menguat terhadap mayoritas mata uang dunia setelah data ekonomi pesanan barang tahan lama (durable goods orders) di AS bulan Maret di atas ekspektasi," paparnya.
Namun demikian, kata Ariston Tjendra, penguatan mata uang Indonesia itu masih terbatas lantaran kebutuhan dolar AS di dalam negeri untuk kalangan pengusaha maupun ekspatriat mengalami peningkatan. "Menjelang pertengahan tahun, kebutuhan dolar AS meningkat untuk memenuhi repatriasi," kata dia.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini (25/4), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp11.601 dibandingkan sebelumnya (24/4) di posisi Rp11.608 per dolar AS.