REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan penurunan penyerapan tenaga kerja Indonesia pada triwulan I 2014 telah diperkirakan sebagai salah satu dampak kebijakan pemerintah untuk menekan defisit neraca transaksi berjalan.
"Karena kita memilih untuk mengatasi 'current account deficit', maka kita tidak punya pertumbuhan ekonomi tinggi, akibatnya kita tidak bisa menyediakan lapangan pekerjaan," ujarnya di Jakarta, Jumat.
Chatib menjelaskan sebagai akibat dari penerbitan paket kebijakan sejak pertengahan 2013, maka pemerintah bisa melakukan stabilisasi neraca transaksi berjalan, namun target pertumbuhan ekonomi tidak bisa lebih tinggi dari enam persen.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya berada pada kisaran 5,7 persen-6,0 persen tersebut, maka menurut Chatib, kesempatan pemerintah untuk menyediakan lapangan pekerjaan menjadi lebih terbatas dan tidak maksimal.
"Ini sesuatu yang tidak terhindarkan, karena 'by design', kita dengan sadar memiliki pertumbuhan ekonomi di bawah enam persen untuk membuat ekonominya stabil. Setelah konsolidasi selesai pada 2014, baru kita bicara pertumbuhan pada pemerintahan berikutnya," katanya.
Untuk itu, ia menambahkan, realisasi penyerapan tenaga kerja akan membaik setelah 2014, terutama dari sektor manufaktur maupun sektor lainnya yang berorientasi ekspor, ketika permintaan dari AS dan Jepang kembali pulih.
Namun, Chatib mengharapkan sektor investasi Indonesia di masa mendatang lebih fokus pada industri padat modal yang lebih menekankan pada tingginya produktivitas, dan tidak lagi bergantung pada industri padat karya.
"Kita tidak bisa lagi bergantung pada upah buruh murah, dan eksploitasi sumber daya alam. Kita harus meninggalkan industri padat karya, tapi memang belum sekarang, karena kita tidak mungkin lagi berkompetisi dengan Bangladesh yang upahnya cuma sepertiga dari kita," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar menyatakan investasi yang direalisasikan di Indonesia semakin bersifat padat modal dibandingkan investasi pada periode-periode sebelumnya.
Hal tersebut terlihat dari rendahnya realisasi penyerapan tenaga kerja pada triwulan I 2014, dibandingkan periode yang sama 2013. Padahal realisasi proyek penanaman modal pada triwulan I 2014 telah meningkat dibandingkan triwulan I 2013.
Realisasi penyerapan tenaga kerja Indonesia pada triwulan I 2014 mencapai 260.156 orang yang terdiri atas proyek PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) sebanyak 67.697 orang dan proyek PMA (Penanaman Modal Asing) sebanyak 192.459 orang.
Sedangkan, berdasarkan data BKPM, jumlah tenaga kerja yang terserap pada periode triwulan I 2013 dilaporkan mencapai 361.924 orang yang terdiri atas 148.521 orang dari PMDN dan 213.403 orang dari PMA.
Sementara, realisasi investasi proyek penanaman modal pada triwulan I 2014 adalah sebesar Rp106,6 triliun atau terjadi peningkatan sebesar 14,6 persen bila dibanding capaian periode yang sama tahun 2013 (Rp93 triliun).