REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menelusuri aliran dana dari para pelaku pedofilia internasional yang beroperasi di Indonesia.
Wakil Kepala PPATK Agus Santoso pun menduga, adanya keterkaitan dari jaringan lokal dan internasional para predator anak tersebut.
Dia pun meminta dugaan eksploitasi anak-anak ini harus segera ditelusuri. Dengan temuan itu, ada indikasi Indonesia menjadi salah satu sasaran 'child sex tourism'. Ia mengatakan, anak-anak menjadi sasaran dan korban eksploitasi, baik secara fisik maupun diambil gambar-gambarnya.
"Untuk dijadikan komoditi bagi kalangan predator anak-anak yang diduga merupakan anggota jaringan internasional," kata dia saat dihubungi RoL, Jumat (25/4).
Kasus pelecehan seksual di Jakarta International School (JIS), menurut Agus, dapat menjadi pemicu aparat untuk bergerak menelusuri jaringan predator anak-anak.
Ia mengatakan, gugus tugas nantinya akan melakukan penelusuran untuk berusaha membongkarnya. Gugus tugas pun, menurut dia, sudah menjalin kerja sama internasional dalam penyelidikan jaringan predator anak-anak ini.
"Satuan gugus tugas sudah menjalin kerja sama dengan Financial Inteligent Unit (PPATK) dan Kepolisian negara-negara lain," ujar dia.