Jumat 25 Apr 2014 00:36 WIB

Tolak Kehadiran Boediono, Mahasiswa Bentrok dengan Polisi

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Mansyur Faqih
Wakil Presiden Boediono.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Wakil Presiden Boediono.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Aksi unjuk rasa menolak kunjungan Wapres Boediono di Kota Semarang, Kamis (24/4) berujung pencidukan empat orang mahasiswa.

Ini setelah aksi unjuk rasa yang digelar sejumlah elemen massa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Walisongo tersebut diwarnai aksi represif aparat keamanan.

Seorang mahasiswa dan anggota Dalmas yang mengamankan jalannya aksi unjuk rasa mengalami luka-luka dan harus mendapatkan perawatan medis.

Aksi mahasiswa yang tergabung dalam PMII itu digelar untuk menyambut Boediono yang melakukan kunjungan kerja ke Semarang, di Bandara Ahmad Yani.

Sedianya, sekitar 100 mahasiswa itu akan menggelar aksi di kawasan fly over Kalibanteng. Atau depan pintu gerbang menuju Bandara Ahmad Yani.

Namun niat mahasiswa gagal dilaksanakan setelah petugas kepolisian melokalisasi aksi mereka ke Kampus 1 IAIN Walisongo, di jalan Walisongo Nomor 3-5, Semarang.    

Awalnya, aksi unjuk rasa berjalan tertib. Dalam aksinya, mahasiswa menggelar berbagai poster penolakan terhadap Boediono dan menggelar orasi secara bergantian.

Sebagian mahasiswa juga membagikan bando kepada para pengguna jalan yang tengah melintas di sekitar konsentrasi aksi.

"Bando ini simbol sikap Boediono tak punya nyali untuk bertanggungjawab pada kasus-kasus yang menjeratnya," kata korlap aksi, Zainal Abidin.

Suasana memanas saat mahasiswa mulai membakar foto Boediono di jalan utama pantai utara (pantura) penghubung Kota Semarang dengan Kabupaten Kendal.

Massa mahasiswa kemudian mencoba menerobos hadangan petugas untuk melakukan long march menuju kawasan Kalibanteng.

Hingga aksi dorong dengan aparat keamanan pun terjadi hingga berujung baku pukul antara mahasiswa dan aparat keamanan.

Empat mahasiswa yang dianggap sebagai provokator dalam aksi kericuhan dibawa petugas polisi ke dalam mobil Dalmas.

Mahasiswa yang tidak terima selanjutnya mundur ke kampus dan melakukan pelemparan ke arah petugas keamanan.

Aksi itu dibalas aparat keamanan dengan tembakan gas air mata. "Kami tak menduga polisi akan bertindak represif," tegas Burhan, salah seorang mahasiswa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement