Kamis 24 Apr 2014 17:26 WIB

Konsep Negara Kesejahteraan Patut Dicoba

Rep: Erdy Nasrul / Red: Muhammad Hafil
Negara dan politik.
Foto: Abc.net.au
Negara dan politik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semangat didalam konsep negara kesejahteraan dinilai mampu memperbaiki negeri ini. Konsep yang disuarakan capres Aburizal Bakrie ini patut dicoba untuk memaksimalkan pembangunan Indonesia. Apalagi Pembangunan infrastruktur mendapat perhatian utama seperti, salah satunya, Pembangunan rel kereta api.

“Saya setuju dengan Golkar yang fokus pada Pembangunan rel kereta api. Saat ini kan pemerintah lebih banyak melakukan Pembangunan tol,” kata Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Didin S. Damanhuri, di Jakarta, Kamis (24/4).

Dia menyatakan, transportasi kereta api dapat menjadi solusi kebuntuan infrastruktur untuk jangka panjang. Dengan transportasi kereta api kebutuhan masyarakat menengah ke bawah juga terlayani. “Visi Golkar kan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Jadi saran saya jangan hanya melayani yang kelas menengah saja,” imbuhnya.

Pengamat ekonomi Universitas Padjajran, Khawarismi Nasution, menyatakan lambannya Pembangunan insfrastruktur telah menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga terseok-seok menuju negara maju. “Infrastruktur jadi kendala utama. Bahkan kita tertinggal dari Malaysia dan Singapura,” katanya.

Salah satu masalah mencolok, lanjutnya, hingga saat ini masih terdapat ketimpangan antara wilayah Jawa dan luar Jawa. Jalur transportasi yang menghubungkan antar wilayah kepulauan belum terjalin secara intergaral. “Ini yang membuat para investor ragu masuk ke daerah. Di samping menghambat kinerja dunia usaha, biaya ekonominya juga tinggi,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia berharap presiden mendatang punya konsep Pembangunan infrastruktur yang lebih progresif. Target infrastrukturnya juga jelas sesuai dengan tahapan Pembangunan yang dibuat dengan matang. “Saya yakin semua capres punya perhatian ini. Tapi yang sudah bisa kita nilai bersama baru ARB. Khususnya target dan langkah-langkah pada dasawarsa pertama visi Golkar,” jelas Khawarismi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement