REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Memasuki puncak panen raya musim rendeng (penghujan), harga gabah di tingkat petani semakin anjlok. Para petani pun merugi.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Citra Mandiri Desa Jagapura Kulon, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Uug Kujaeni, menyebutkan, harga gabah kering panen (GKP) saat ini hanya sekitar Rp 3.600-Rp 3.700 per kg. Padahal, saat belum memasuki masa panen, harga gabah simpan bisa mencapai Rp 5.000 per kg. ‘’Dengan harga ini, petani saat ini merugi,’’ kata Uug, Kamis (24/4).
Uug menjelaskan, dengan produksi gabah petani yang sedikitnya mencapai 4.000 kg per bau, maka dengan harga Rp 3.700 per kg, petani bisa memperoleh Rp 14,8 juta. Hasil panen itu, selanjutnya dikurangi biaya produksi berupa sewa tanah Rp12 juta per bau per tahun (dua musim tanam) dan biaya pemupukan serta garapan lahan Rp 5 juta. ‘’Jadi kalau dihitung secara matematika, petani mengalami kerugian Rp 2 juta,’’ tutur Uug.
Namun, Uug mengakui, petani masih memiliki kesempatan meraup untuk pada musim tanam gadu (kemarau) mendatang. Dia berharap, kerugian dari hasil panen rendeng bisa tertutupi dari hasil panen gadu. Lebih lanjut Uug berharap agar Bulog Sub Diver Cirebon bisa menstabilkan harga gabah yang anjlok. Dia juga meminta agar pemerintah menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) GKP.