REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Lembaga swadaya masyarakat lingkungan asing Greenpeace meminta Pemerintah Kota Jayapura mengevaluasi kasus banjir yang selalu terjadi di daerah itu saat datang hujan.
Koordinator Kampanye Greenpeace Papua, Charles Tawaru, di Jayapura, Kamis mengatakan pemerintah Kota Jayapura harus ancang-ancang untuk mengatasi banjir yang sering terjadi setiap hujan.
"Kondisi Jayapura dalam kemiringan yang cukup curam, sehingga pemerintah setempat harus mereview tata ruang kota. Drainase yang ada kurang maksimal akhirnya tidak mampu menampung debit air ketika hujan," katanya.
Selain itu, kata dia, perilaku masyarakat terutama di pusat-pusat pembelanjaan seperti di Pasar Youtefa dan Hamadi yang membuang sampah di sembarang tempat dan ke dalam parit mengakibatkan penyumbatan sehingga memicu luapan air saat hujan akhirnya banjir.
Menurut dia, hal berikut adalah wilayah-wilayah resapan air terutama wilayah yang tidak harus diperuntukan untuk pembangunan perumahan namun dipaksakan pembangunan perumahan tanpa melihat pemanfaatan tata ruang, harus segera direhabilitasi dan dikaji ulang.
Kawasan penyangga atau daerah-daerah resapan air juga diperhatikan. Dia mengatakan sebagian daerah penyangga air seperti daerah Perumnas IV Padangbulan dan Entrop saat ini beralih fungsi menjadi kawasan perumahan padahal sebelumnya lokasi itu rawa-rawa dan ditumbuhi mangrove.
Greenpeace berharap hal-hal ini menjadi bahan evaluasi pemerintah Jayapura terutama tata ruang kota dan drainase yang selalu penuh sampah.