Rabu 23 Apr 2014 23:59 WIB

Gerhana Matahari Total Akan Terjadi di Bangka

Gerhana Matahari
Foto: science.co
Gerhana Matahari

REPUBLIKA.CO.ID, KOBA-- Kepala Penelitian dan Pengembangan Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Hendro Setyanto mengemukakan gerhana matahari total akan terjadi di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung pada 2016.

"Berdasarkan penelitian kami gerhana matahari total terjadi pada 9 Maret 2016 dan kami menjadikan Kabupaten Bangka Tengah sebagai pusat pengamatan fenomena alam ini," ujarnya di Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Rabu.

Ia menjelaskan, gerhana matahari total tersebut bakal terjadi sekitar pukul 07.22 WIB dan Bangka Tengah merupakan titik pantau yang paling strategis karena memiliki hamparan pantai yang cukup luas dan panjang.

"Ini merupakan gerhana matahari total yang kedua kali terjadi di Bangka Belitung setelah pada 1988. Lintasannya adalah Pulau Sumatera, Sulawesi hingga ke Kalimantan," ujarnya.

Ia menyatakan, setelah gerhana matahari total pada 2016 tidak akan ada lagi kejadian serupa hingga 40 tahun ke depan. "Seluruh rakyat Indonesia bisa melihat gerhana matahari, tetapi gerhana matahari total terpusat di Bangka Tengah ini," ujarnya.

Biasanya, menurut dia, fenomena alam berupa gerhana matahari total selalu menarik perhatian para wisatawan lokal dan mancanegara karena merupakan momentum paling menakjubkan untuk diabadikan dalam bentuk dokumentasi.

"Setidaknya pemerintah daerah bisa mengambil keuntungan dari peristiwa alam ini untuk menarik minat wisatawan datang ke Pulau Bangka," katanya.

Menurut dia, gerhana matahari total juga bisa dilihat masyarakat di Kabupaten Bangka Barat karena juga memiliki hamparan pantai yang cukup panjang. "Bagi sebagian warga ada beberapa mitos yang muncul dalam menyikapi gerhana matahari ini, namun dalam bahasa kami itu adalah kearifan lokal yang mesti disikapi dan dikemas dengan baik sehingga menjadi daya tarik tersendri bagi daerah," ujarnya.

Ia menyebutkan, fenomena gerhana matahari total di Bangka Tengah itu telah melalui penelitian dan pengamatan secara ilmiah. "Kami sudah bisa memprediksi fenomena alam yang akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan dengan menggunakan ilmu astronomi dengan rumus mekanika benda langit," ujarnya.

Ia menjelaskan, gerhana matahari total itu terjadi karena matahari tertutup piringan bulan dan kemudian terus berjalan hingga tertutup total. "Dalam bahasa ilmiahnya adalah umbra atau daerah tertutup dengan bayangan inti, sehingga menyebabkan terjadi gerhana matahari total. Perjalanan matahari ini sudah bisa dihitung dengan menggunakan teknologi canggih," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement