REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak menginginkan karya dan kerajinan tangan para pengrajin Indonesia diklaim oleh negara lain bahkan dipatenkan. Karena itu, ia meminta agar mereka secara serius memperhatikan system hak paten.
“Mari kita sama-sama pastikan tidak ada lagi, produk hasil karya dan kreativitas bangsa kita, justru didaftarkan patennya oleh bangsa lain,” katanya, Rabu (23/4).
Menurutnya, para pengrajin termasuk pemerintah wajib untuk memperbaiki system penjualan dan branding. Karena itu, diharapkan para pengrajin memberikan perhatian besar pada pendaftaran serta promosi merk atau brand untuk produk hasil karya mereka di Kantor Paten untuk mendapatkan perlindungan hukum atas hak ke-kayaan intelektual.
“Kita perbaiki pula sistem penjualan dan branding termasuk paten hak kekayaan intelektual yang harus kita perhatikan,” ujarnya.
Presiden mengingatkan, merk dari produk yang digunakan para pengrajin ikut menentukan kualitas promosi dan daya saing di pasar global. Apalagi, saat ini, produk kerajinan dari tanah air telah berkembang menjadi produk kreatif yang berbasis seni budaya, bernilai ekonomi tinggi, dan banyak diminati di pasar internasional.
Hal ini tercermin dari pertumbuhan sektor kerajinan, yang dalam lima tahun terakhir tumbuhan 4,6 persen sehingga menjadi 669,1 juta dollar AS pada 2013. Presiden meyakini, sumber daya tradisi dan budaya yang dimiliki Indonesia bila diolah dengan cerdas dan kreatif, didukung oleh pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat menjadi komoditas ekonomi bernilai tinggi.