Rabu 23 Apr 2014 10:23 WIB

Harga Karet di Sumsel Anjlok Jadi Rp 5.000 per Kg

Rep: Maspril Aries/ Red: Bilal Ramadhan
Kebun Karet
Foto: Republika/Darmawan
Kebun Karet

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG-- Petani karet pada beberapa daerah sentra karet di Sumatera Selatan (Sumsel) mulai mengeluhkan anjloknya harga komoditi perkebunan tersebut. Harga karet di Sumsel anjlok ke titik terendah berkisar Rp5.000–Rp5.300 per kg.

Seperti di Kabupaten Banyuasin, petani dan buruh penyadap karet mengeluhkan anjloknya harga karet yang mereka jual. Para petani karet yang tergabung dalam kelompok petani karet Banyuasin III mengaku kebingungan dengan anjloknya harga karet yang berada di bawah harga satu kilogram beras.

“Pada awal 2014 lalu harga karet di tingkat petani berkisar Rp8.000 – Rp9.000 per kg. Tetapi sekarang anjlok sampai Rp5.000/ kg. Sekarang banyak petani dan buruh sadap karet mengeluh karena harga harga turun dan penghasilan mereka berkurang. Sekarang mereka kesulitan untuk membeli barang kebutuhan pokok,” kata Ketua kelompok petani karet Banyuasin III, Syamsuri, Rabu (23/4)

Sementara itu dari data Dinas Perkebunan Sumsel, harga karet petani di pasar lelang antarkoperasi unit desa di daerah ini pada akhir Januari 2014 berkisar pada harga antara Rp 8.800-Rp9.526 per kilogram. Pada kurun waktu yang sama berdasrkan data Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, harga bahan olah karet kadar kering kualitas 90 persen tercatat Rp20.188 per kilogram.

Menurut catatan para petani karet, anjloknya harga karet kali ini memang tidak mencapai titik terendah seperti pada 2007 yang mencapai harga Rp3.000/ kg.Syamsuri mengungkapkan, jika dikonversikan nilai jual terendah pada 2014 ini tidak jauh berbeda dengan harga karet pada saat resesi ekonomi lalu.

“Jika harga karet tetap anjlok dan tidak bergerak naik maka petani dan buruh sadap yang menggantungkan hidupnya pada karet kehidupannya akan semakin sulit. Kami mengharapkan ini segera mendapat perhatian dari pemerintah,” katanya.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari akibat anjloknya harga karet, beberapa petani menyiasatinya dengan cara berutang ke warung-warung di dekat rumah mereka untuk bisa memenuhi kebutuhan pokok seperti beras dan lauk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement