Selasa 22 Apr 2014 14:14 WIB

Pernikahan Usia Dini Dinilai Sudah Mengkhawatirkan

Pasangan Kekasih (ilustrasi)
Foto: alliedow.wordpress.com
Pasangan Kekasih (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Deputi Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sudibyo Alimoeso menyatakan pernikahan dini yang banyak melanda remaja Indonesia belakangan ini sudah mengkhawatirkan.

"Masalahnya pernikahan dini akan menimbulkan dampak yang buruk dikemudian hari bila dikaitkan dengan jumlah penduduk dan sumberdaya manusia ke depan," kata Sudibyo Alimoeso saat jumlah pers di Banjarmasin, Selasa (22/4).

Sudibyo Alimoeso berada di Banjarmasin mengikuti kegiatan Konsultasi Bidang (Kobid) Pembangunan Kependudukan, keluarga Berencana, dan Pembangunan keluarga yang diikuti 326 orang dari utusan BKKBN baik pusat maupun BKKBN daerah secara nasional.

Ia mengakui jumlah pernikahan dini hampir merata di tanah air tetapi yang tertinggi justru berada di provinsi Kalimantan Selatan ini. Menurutnya pernikahan dini terjadi karena beberapa faktor, antara lain faktor karena kecelakaan seperti hamil duluan sebelum nikah atau karena faktor di atur oleh orang tua.

Pernikahan dini itu berusia antara 16 hingga 19 tahun tetapi yang dikhawatirkan di bawah dari usia 16 tahun, katanya seraya menyebutkan untuk pernikahan di bawah 16 tahun itu terjadi sekitar lima persen.

Menurutnya dampak dari pernikahan dini seperti perempuan menikah di usia 16 tahun mempunyai masa reproduksi jauh lebih panjang dibanding mereka yang menikah di atas usia 25 tahun dimana masa reproduksi yang lama maka kemungkinan untuk melahirkan semakin besar sehingga bisa saja mempunyai anak lebih dari dua bahkan lebih dari lima.

Selain itu, pernikahan usia dini bisa meningkatkan risiko kematian ibu melahirkan, karena salah satu penyebabnya adalah usia yang terlalu muda saat hamil.

Oleh karena itu BKKBN menyosialisasikan program kependudukan dan keluarga berencana khususnya bagi para remaja, tambahnya sembari menjelaskan pula remaja dengan jumlahnya yang sangat besar merupakan sasaran program kependudukan dan keluarga berencana.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement