REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Deputy Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN Distribusi Jawa Tengah- DIY, Supriyono mengatakan, pada tahun 2016- 2017 mendatang, Jawa Tengah dan DIY bakal mengalami krisis daya listrik.
Bahkan pada tahun 2014 ini, gejala- gejala tersebut sudah terasa dengan adanya beberapa pemadaman bergilir di sejumlah wilayah.
Hal itu terjadi menyusul molornya proses pembangunan PLTU Batang, di Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang. “Karena beban daya listrik sudah semakin besar,” ujarnya, Selasa (22/4).
Mundurnya pembangunan PLTU Batang, lanjut Supriyono, juga akan membuat pasokan listrik di Jawa dan Bali bakal tersendat. Karena PLTU berkapasitas 2X1.000 mega watt (mw) ini sangat diandalkan untuk menopang pasokan daya tersebut.
“Pasokan listrik sistem Jawa- Bali saat ini mencapai 25.000 mw. Kalau 2014 PLTU Batang tidak segera dibangun, Jawa-Bali akan mengalami defisit listrik,” tambahnya.
Ia menambahkan, posisi PLTU Batang yang akan dibangun PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) dan merupakan kerjasama pemerintah dengan swasta ini memiliki posisi yang strategis bagi pasokan daya listrik interkoneksi Jawa- Bali. Sebab selama ini kebutuhan daya untuk interkoneks ini hanya mengandalkan pembangkit di wilayah Jawa Timur dan Jawa Barat.
Alasan lainya, adanya pengalihan sejumlah industri ke wilayah Jawa Tengah, akan membuat beban daya di Jawa Tengah dan DIY akan semakin bertambah.
Semula, PLTU Batang diharapkan dapat dibangun pada tahun 2014. “Sehingga saat krisisis daya listrik 2016- 2017 memuncak, pembangkit ini sudah dapat menopang kebutuhan daya tersebut,” kata dia.