REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Iko Uwais menerima penghargaan sebagai Tokoh Perubahan Republika atas prestasinya mempopulerkan seni bela diri pencak silat ke dunia. Nama Iko mulai melejit setelah memerankan film bergenre action yakni Merantau, The Raid: Redemption, dan The Raid 2: Berandal. Ketiga film yang dibintanginya itu, telah menembus berbagai ajang festival film internasional.
Pada malam penganugerahan Tokoh Perubahan Republika yang digelar di Ballroom Djakarta Theater, Iko ditemani oleh sang istri Audy Item dan anak pertamanya. Aktor yang memiliki nama lengkap Uwais Qorny tersebut gemetar ketika naik ke atas panggung dan menerima penghargaan dari Direktur Utama Republika Media Mandiri, Erick Tohir.
"Saya panjatkan syukur kepada kehadirat Allah SWT, Merantau Film, orang tua, dan istri saya. Semoga penghargaan ini bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja," ujar Iko, Senin (21/4).
Iko juga mengucapkan terima kasih kepada kedua mertuanya yang sudah dianggapnya sebagai orang tua sendiri. Apalagi saat penerimaan penghargaan tersebut, ibu mertua turut datang menemani. Iko mempersembahkan penghargaan itu untuk orang-orang terdekat yang telah mendukungnya mengambil jalan karir di dunia hiburan.
Bagi aktor kelahiran Jakarta ini, doa orang tua memegang peranan penting atas keberhasilan dan pencapaiannya. Dalam pidatonya, Iko mengatakan bahwa doa orang tua merupakan jimat yang utama bagi dia.
Dedikasi Iko untuk membawa harum nama Indonesia ke kancah dunia membuatnya pantas menerima anugerah sebagai Tokoh Perubahan Republika. Aktor yang telah menggeluti seni pencak silat sejak usia sepuluh tahun ini menjadi salah satu sosok generasi muda yang memiliki prestasi membanggakan.
Peran Iko dalam mempopulerkan silat cukup besar, sejak ketiga filmnya meledak di pasar dunia mulai banyak anak-anak muda yang menggeluti seni bela diri tradisional Indonesia tersebut.
Aktor berusia 31 tahun itu mengakui bahwa selama ini silat dipandang sebagai seni bela diri kampungan dan banyak yang menganggap tidak penting. Silat masih kalah populer dengan karate dan taekwondo. Padahal, saat ini silat sudah lebih modern dengan mengkombinasikan gerakan dari seni bela diri lain.