REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan menteri pemberdayaan perempuan, Tuty Alawiyah mendorong perempuan Indonesia menyalakan semangat baru dan lebih berani tampil dalam persaingan di berbagai sektor.
"Perempuan Indonesia harus mampu memberi semangat baru di berbagai sektor. Perempuan Indonesia harus lebih banyak tampil dalam berbagai persaingan saat ini," ujar Tuti saat ditemui ROL pada malam penganugerahan 'Tokoh Perubahan Republika 2014' di Djakarta Theater, Senin (21/4) malam.
Tuti menyoroti sumber daya manusia (SDM) perempuan negara-negara tetangga yang lebih dominan dibandingkan perempuan Indonesia. Namun, itu bukan berarti perempuan Indonesia tak mampu bersaing di kompetisi global. Dalam ASEAN Community misalnya, Indonesia harus mampu ikut kompetisi yang lebih sehat, di sektor pendidikan, ekonomi, budaya, dan tak terkecuali politik.
"Menurut saya, dimulai tahun politik ini, semestinya jumlah perempuan untuk berkarier di bangku legislatif mencapai 30 persen perlu dihargai," ujar Tuti.
Terkait acara penganugerahan 'Tokoh Perubahan Republika 2014', Tuti mengaku sangat memberikan apresiasi. Salah satu tokoh perubahan yang ia soroti adalah pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad. Tuti berharap Samad tetap menunjukkan komitmennya untuk membuat perubahan signifikan dalam memberikan efek jera untuk koruptor di negara ini.
Penganugerahan Tokoh Perubahan Republika 2013 dihelat di Djakarta Theater, Senin (21/4). Acara ini dihadiri Komandan Paspampres Mayjen Doni Monardo, Kadiv Humas Polri Irjen Suhardi Alius, mantan menteri agama Maftuh Basyuni, Ketua Umum PKPI Sutiyoso, Gubernur DKI Jakarta Jokowi, Menkokesra Agung Laksono, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, dan Menkopolhukam Djoko Suyanto.
'Tokoh Perubahan Republika 2014' diberikan pada lima tokoh nasional dari berbagai kalangan. Mereka adalah Iko Uwais (aktor), Indra Sjafri (pelatih Tim Nasional), Gamal Albinsaid (pendiri Klinik Asuransi Sampah), Abraham Samad (pimpinan KPK) dan Ridwan Hasan Saputra (pendiri Klinik Pendidikan MIPA).