REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Sebagian besar penghuni asrama Polsek Biau, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, diungsikan ke tempat aman guna menghindari sasaran amuk warga.
Kepala Polres Buol AKBP Ferdinand Maksi Pasule yang dihubungi dari Palu, Ahad (20/4) mengatakan penghuni asrama itu sebagian besar perempuan dan anak-anak. "Kasihan mereka ketakutan, jadi harus kita diungsikan," katanya. Dia mengatakan proses pengungsian itu dilakukan secara bertahap sejak Sabtu malam (19/4).
Jumlah keluarga anggota Polri di asrama Polsek Biau itu sekitar 20 kepala keluarga.
Ferdinand mengatakan penghuni asrama itu diungsikan hingga situasi benar-benar kondusif. Dia mengatakan, di sekitar Polsek Biau saat ini masih terdapat kerumunan warga dan sejumlah polisi juga masih bersiaga.
Pada malam sebelumnya, ratusan orang mendatangi Markas Polsek Biau karena marah mendengar dua warga sipil terluka saat polisi mengamankan keributan.
Kericuhan itu sendiri dipicu oleh kekalahan tim sepak bola Persbul Buol saat melawan tim dari Persiwangi Banyuwangi dengan skor 1-2, dalam lanjutan pertandingan Divisi II Liga Indonesia, Sabtu sore.
Akibat kekalahan kandang itu, sebagian pendukung Persbul Buol meluapkan kekecewaannya dengan melempari dan merusak sejumlah barang di sekitar stadion.
Polisi kemudian mencoba menenangkan warga dan memberikan sejumlah tembakan peringatan namun hal itu tidak digubris warga, hingga akhirnya massa mengurung markas Polsek Biau.
Massa melempari kantor polisi dengan batu dan bom molotov yang mengakibatkan sejumlah polisi terluka, termasuk Kapolres Buol. Kapolres Ferdinand juga mengimbau warga untuk tetap tenang dan tidak terpancing emosi.
Selain itu tokoh masyarakat dan Bupati Buol Amiruddin Rauf juga mengimbau hal serupa kepada warganya agar tidak berbuat anarkis serta bisa mengendalikan diri.