Jumat 18 Apr 2014 21:22 WIB

Pengelola JIS Diminta Jangan Lepas Tangan

Rep: erik purnama putra/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi pemerkosaan
Foto: www.jeruknipis.com
Ilustrasi pemerkosaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus pelecehan seksual terhadap anak didik di Jakarta Internasional School (JIS) semakin memperburuk citra dunia pendidikan Indonesia. Tidak salah, muncul desakan kepada pemerintah untuk menutup sekolah itu.

Ketua Umum Komando Pejuang Merah Putih (KPMP) Ki Kusumo mengatakan, kasus pelecehan di JIS membuktikan bahwa sekolah bertaraf internasional ternyata tidak lebih baik dari sekolah pada umumya. “Ini fakta yang tidak dibantah. Keselamatan dan kenyamanan anak didik di sekolah bertaraf internasional ternyata tidak mendapat jaminan juga,” kata Ki Kusumo di Jakarta, Jumat (18/4).

Menurut dia, kalau memang harus dibubarkan maka menjadi tugas pemerintah untuk memikirkan kelanjutan pendidikan siswa. Dia menyarankan, seorang siswa bisa diserahkan ke sekolah yang tepat, dengan cara Kemendikbud harus melakukan tes terlebih dulu.

“Kalau hasil tesnya bagus, siswa yang bersangkutan berhak ditempatkan di sekolah unggulan. Banyak sekolah di bawah naungan Kemendikbud yang tidak kalah bagusnya dengan sekolah bertaraf internasional seperti JIS,” ujarnya.

Dengan menutup model sekolah seperti itu, kata Ki Kusomo, pemerintah juga telah menghapus kesenjangan di dunia pendidikan. Dengan begitu, tidak ada perbedaan untuk mendapatkan pendidikan sesuai yang diamanatkan UUD 1945. 

"Selama ini yang terjadi, yang punya uang yang dapat sekolah di tempat yang bagus, bukan berdasarkan kecerdasan,” ujar Ki Kusumo.

Soal penanganan hukum karyawan bagian cleaning service, Agun dan Awan yang diduga sebagai pelaku pelecehan sesk, ia mengingatkan agar pengelola JIS tidak lepas tangan. “Kejadian ini tidak akan terjadi kalau pihak berwenang di JIS tidak lengah. Mereka harus ikut bertanggung jawab.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement