REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Perahu yang dilaporkan tenggelam di Selat Gonzalu, antara Flores Timur daratan dengan Pulau Adonara di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Jumat siang, diperkirakan memuat lebih dari 100 peziarah.
"Kapal ikan milik Nelayan Bhakti itu sarat dengan peziarah yang mengikuti prosesi Jumat Agung melalui laut untuk menjemput Patung Tuan Meninu dari Pantai Rewindo menuju Kota Larantuka," kata Nova Pari, salah seorang saksi mata ketika dihubungi dari Kupang, Jumat.
Ibu dua orang putri itu mengatakan, kapal nelayan yang diperkirakan memuat lebih dari 100 peziarah itu tenggelam saat memutar haluan menantang arus keras Selat Golzalu, ketika Patung Tuan Meninu mulai keluar dari Kapela di Rewindo.
"Mungkin karena melihat kapal-kapal lain sudah bergerak menuju Larantuka, kapal nelayan tersebut langsung memutar haluan dan berdampak tumpahnya semua penumpang yang ada di atasnya," kata Nova.
Ia mengatakan, lokasi kejadian tersebut berjarak sekitar 50 meter dari belakang rumahnya di Pantai Sarotari, yang tidak jauh pula dari kapela tempat menyimpan patung Tuan Meninu.
Sesuai tradisi Jumat Agung di Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, perarakan patung Tuan Meninu melalui laut melibatkan puluhan perahu dan kapal motor yang ditumpangi para peziarah Katolik dari berbagai daerah di NTT serta beberapa tempat lainnya di Indonesia.
Patung Tuan Meninu tersebut keluar dari kapela di Rewindo sekitar pukul 12.00 Wita. Saat itu, kapal ikan Nelayan Bhakti yang memuat lebih dari 100 peziarah itu langsung memutar haluan di tengah arus keras Selat Gonzalo dan langsung terbalik.
Menurut laporan, sekitar enam orang ditemukan tewas dan saat ini berada di kamar mayat rumah sakit umum Larantuka.