Jumat 18 Apr 2014 05:11 WIB

PBNU Perkuat Organisasi

Rep: C57/ Muhammd Ibrahim Hamdani/ Red: Julkifli Marbun
Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum (Ketum) Tanfidziah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, menegaskan kembali misi besar NU untuk membangun 'jam'iyyah' (organisasi) yang kuat berdasarkan empat karakteristik utama.

Kiai Said memberikan taushiyah itu dalam acara: "Hari Kelahiran (Harlah) Pengurus Pusat (PP) Lajnah Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Nahdlatul Ulama (NU) ke 29.

"Saat ini, PBNU fokus membangun organisasi yang kuat berdasarkan empat karakteristik utama, yaitu: Pertama, profesional dan proporsional, yakni dengan tidak melibatkan organisasi dalam wilayah pengabdian yang belum dikuasai dengan baik," tutur Kiai Said pada Rabu malam (16/4) di Gedung PBNU, Jakarta.

Kedua, ujar Kiai Said, adalah keterbukaan dan transparansi, yakni semua struktur organisasi PBNU dari level tertinggi hingga level terendah harus mengetahui persis kebijakan pimpinan. Jangan ada kebijakan organisasi yang disembunyikan atau bersifat tidak resmi.

Ketiga, papar Kiai Said, ialah kerja sama dengan siapa saja, yakni tidak membatasi PBNU dalam menjalin kerja sama dengan berbagai macam organ atau lembaga, asalkan dapat mendatangkan manfaat dan 'maslahah' bagi 'jama'ah' atau warga Nahdliyin. 

Keempat, lanjut Kiai Said, ialah Tanggung jawab organisasi, yakni setiap pengurus PBNU harus bertanggungjawab penuh terhadap amanat, tugas dan kewajiban yang dibebankan organisasi kepadanya.

"Untuk masalah tanggung jawab ini, bukan hanya di dunia saja urusannya, namun hingga ke akhirat nanti," jelas Kiai Said.

Pasalnya, terang Kiai Said, semua manusia akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah SWT, termasuk amanat, tugas dan kewajiban pengurus PBNU.

Kiai Said pun menegaskan tidak akan membawa organisasi NU ke dalam kancah politik praktis. Pasalnya, PBNU folus membangun masyarakat 'Mutamaddin', yakni masyarakat yang beradab.

"Saya tidak mengerti politik. Saya tidak punya naluri politik. Allah SWT sudah mentakdirkan saya sebagai Ketum PBNU untuk membangun masyarakat 'Mutamaddin,' bukan untuk aktif di politik praktis," pungkas Kiai Said.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement