Kamis 17 Apr 2014 15:19 WIB

Sekolah Internasional Gunakan Pekerja Alih Daya

Kekerasan anak
Foto: myhealing.wordpress.com
Kekerasan anak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Mantan ketua serikat pekerja salah satu sekolah internasional di Jakarta Sari Putri mengatakan sebagian besar sekolah berlabel internasional sering menggunakan pekerja alih daya.

"Sekolah internasional sering menggunakan pekerja alih daya karena mereka ingin membayar murah pekerja," ujar Sari di Jakarta, Kamis (17/4).

Padahal, uang pendidikan sekolah-sekolah berlabel internasional itu mencapai ratusan juta per semesternya. "Sekolah-sekolah itu menerapkan sistem ketenagakerjaan yang buruk," jelas dia.

Misalnya memecat karyawan tanpa memberikan pesangon dan menerapkan sistem kontrak untuk pekerjaan yang tergolong penting. "Sekolah-sekolah itu juga memiliki izin. Padahal mereka sudah beroperasi sejak lama," tukas dia.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Lidya Freyani Hawadi mengakui terdapat banyak sekolah internasional yang tidak berizin. "Kami akan menata kembali sebanyak 111 sekolah masih berlabel internasional di Tanah Air," ujar Lidya.

Kemendikbud saat ini tengah melakukan investigasi terkait kasus pelecehan seksual yang terjadi di sekolah tersebut. Kekerasan seksual terjadi pada seorang bocah berusia lima tahun murid dari TK sekolah internasional Jakarta International School (JIS).

Pelecehan seksual diduga dilakukan oleh petugas kebersihan di sekolah itu yang merupakan pegawai alih daya yang direkrut sekolah tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement