Kamis 17 Apr 2014 11:27 WIB

Ribuan Penumpang Blokir Stasiun Bekasi

Rep: c67/ Red: Nidia Zuraya
Suasana Antrean di Stasiun Bekasi
Suasana Antrean di Stasiun Bekasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 1.500 calon penumpang KA Commuter Jabodetabek (KCJ) marah di stasiun Bekasi yang disebabkan oleh keterlambatan kereta hingga lebih dari 1 jam pada Kamis (17/4). Akibatnya, perjalanan kereta menuju Jakarta maupun arah sebaliknya terhenti.

Firdaus Baderi, salah calon penumpang menjelaskan, kronologi kejadian pada pukul 09.00 WIB calon penumpang yang akan menuju ke Jakarta menunggu kedatangan kereta. Namun, sampai pukul 10.00 WIB lebih, tidak pengumuman apapun dari stasiun mengenai keterlambatan kereta.

"Penumpang yang mau ke Jakarta marah karena tidak ada kabar apapun tentang kedatangan," ujar Firdaus kepada ROL, Kamis (17/4).

Setelah satu jam lebih menunggu, lanjut Firdaus, baru datang satu KCJ yang isinya sudah penuh. Sehingga, desak-desakan pun terjadi untuk berebut masuk KCJ. Akibatnya, pintu kereta tidak bisa ditutup.

Kemudian, penumpang yang tidak bisa masuk ke dalam kereta marah dan menduduki di depan kereta. Calon penumpang lainnya pun ikut duduk di rel-rel perlintasan ke semua arah. Akibatnya, seluruh KCJ ke semua jurusan tidak bisa dilintasi.

Firdaus mengatakan, keterlambatan ini tidak seperti biasanya. Keterlambatan kereta hingga lebih satu jam dan tidak adanya pengumuman apapun yang menjadi penyebab utama calon penumpang marah. "Gara-garanya ya karena tidak ada pengumuman," katanya.

Firdaus mengatakan, sampai pukul 10.15 WIB belum tampak penanganan dari pihak KCJ. Firdaus menambahkan, akibat dari kejadian ini, kelompok pecinta KCJ menuntut perubahan jadwal kereta pada pagi hari yang mengutamakan perjalanan KCJ.

Sebab, kata Firdaus, selama ini perlintasan kereta harus bergantian dengan kereta jarak jauh. Kelompok pecinta KCJ menuntut perubahan jadwal keberangkatan selama dua minggu. Jika tidak ada tanggapan kelompok tersebut akan menggelar aksi lebih besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement