Kamis 17 Apr 2014 08:15 WIB

Petani Kopi Kulon Progo Mendapat Pendampingan

Biji kopi, ilustrasi
Biji kopi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendampingi petani memproduksi bubuk kopi yang siap minum dan dijual ke pasaran.

Plh Kepala Bidang Perkebunan Dispertan Kulon Progo Muh Aris Nugrogo di Kulon Progo, Kamis, mengatakan petani kopi di Kecamatan Samigaluh mulai memproduksi kopi yang siap saji dan berkualitas tinggi.

"Kami memberikan alat pengolahan kopi hingga alat pengemas bubuk kopi. Kami juga mendampingi petani mengurus sertifikasi produksi pangan industri rumah tangga (PIRT)," kata Aris.

Menurut dia, petani mulai melakukan pemetikan merah untuk menjaga kualitas kopi. Awalnya petani menerapkan sistem rampasan, sehingga kualitasnya kurang baik.

"Kami memberikan penyuluhan kepada petani bahwa petik kopi saat buahnya sudah merah, maka hasil dan kualitasnya jauh lebih bagus, serta harganya lebih tinggi dibandingkan memetik kopi dengan sistem rampasan," katanya.

Pada 2013, kata Aris, produksi kopi mencapai 706,81 ton. Tanaman kopi di Kulon Progo seluas 1472,05 hektare, pusatnya di Kecamatan Samigaluh 750 hektare, Girimulyo 563,46 hektare dan Kokap 130 hektare.

"Harga kopi mentah mencapai Rp18 ribu per kilogram ose kering. Harga kopi akan mencapai Rp25 ribu per kg ose kering dengan kualitas super," kata Aris.

Untuk meningkatkan produksi, lanjut Aris, petani harus melakukan rehabilitasi, pemeliharaan tanaman dengan pemangkasan, cabang-cabang perlu dipangkas rutin. Apabila tidak dipangkas, produksi akan menurun.

Ia mengatakan dari 2011 dan 2012, ada perluasan lahan kopi dengan dibarengi bantuan bibit kopi kualitas unggul.

"Tanaman kopi yang ditanam sudah berproduksi. Panen kopi sendiri berlangsung sepanjang April dan Mei. Pecinta kopi, bisa datang langsung ke petani untuk menikmati kopi di pegunanan Menoreh," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement