Kamis 17 Apr 2014 04:00 WIB

Penggunaan Biodiesel Masih Tersendat

Rep: Esthi Maharani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri ESDM, Jero Wacik mengakui penggunaan biodiesel belum terlalu maksimal karena ada beberapa kendala yang harus dihadapi pemerintah. Salah satunya mengenai harga biodiesel.

“Pengusaha-pengusaha biodiesel itu meminta agar harganya harus kompetitif dibanding solar,” katanya di kantor wakil presiden, Rabu (16/4).

Ia mengatakan Kementerian ESDM telah mengeluarkan Keputusan Menteri (Kepmen) pada 17 Maret lalu. Isinya tak lain tentang pengaturan harga biodiesel. Dengan begitu, diharapkan para pengusaha pun merasa untung dengan adanya biodiesel.

Menurutnya, saat ini sudah ada perkembangan terbaru yakni pengusaha-pengusaha yang membuat mesin-mesin blending biodiesel. Termasuk penggunaan alat-alat berat di pertambangan dan perkebunan.

“Yang di pertambangan sudah mulai, mereka siapkan blending-nya sendiri. Karena bagi tambang, blending menguntungkan karena mereka menggunakan biodiesel,” katanya.

Ia mengatakan penggunaan biodiesel di tanah air punya empat tujuan. Pertama, mengurangi impor BBM terutama solar. Sebelumnya solar diimpor 100 persen, tetapi saat ini dikurangi dan disubstitusi dengan biodiesel sebanyak 10 persen. Kedua, akan mengurangi penggunaan devisa.

Ketiga, perubahan paradigma agar terbiasa menggunakan energi terbarukan. Terakhir, menggerakan ekonomi nasional karena biodiesel itu produksi dalam negeri sedangkan solar diimpor.

“Itulah keuntungan penggunaan biodiesel karena itu pemerintah sangat keras untuk melakukannya. Mendorong biodiesel ini tidak mudah,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement