REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Dino Patti Djalal mengatakan Indonesia ditakdirkan menjadi raksasa Asia pada abad ke-21 ini.
"Saya yakin-seyakinnya, abad ke-21 ini adalah abad terbaik Indonesia dan di abad ini Indonesia ditakdirkan menjadi raksasa Asia," katanya saat memberikan kuliah umum di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu.
Kuliah umum dihadiri sekitar lima ratusan mahasiswa dan civitas akademika Universitas Mataram. Selain membagi buku, mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika tersebut juga meladeni permintaan tandatangan dan foto bersama para mahasiswa.
Dino mengatakan, setidaknya terdapat tiga potensi utama Indonesia untuk menjadi raksasa Asia. Pertama potensi sumber daya alam yang masih melimpah di Indonesia, menjadi daya tarik untuk terus dikembangkan.
Kedua, sumber daya manusia Indonesia dengan melimpahnya jumlah penduduk usia produktif atau keuntungan demografi. Selain itu juga terus meningkatnya kualitas dari sumber daya manusia Indonesia seiring dengan program pendidikan.
Ketiga, potensi sumber daya modal dunia (global) yang bersiap investasi di negara-negara yang menguntungkan dan memiliki keunggulan. Menurut dia, Indonesia bisa menyongsong abad 21 menjadi raksasa Asia dengan sejumlah syarat. Syarat pertama adalah tidak anti asing (xenophobia), sehingga bisa memanfaatkan modal global.
"Kita harus melihat dunia sebagai peluang ada 16 triliun dolar AS yang berputar di dunia, kita harus ambil. Penting sekali di abad 21 Indonesia tidak 'xenophobic', sikap antiasing hanya merugikan diri sendiri," katanya.
Syarat kedua, mengembangkan budaya unggul. "Setiap negara non Barat yang maju karena menemukan rasa percaya diri dan 'culture of excellent' (budaya unggul), yang mengubah menjadi mental juara," katanya.
Ketiga, menurut dia, Indonesia dapat menjadi raksasa Asia dengan mereposisi diri menjadi yang murah, cepat dan mudah. "Saya tambahkan di lapangan secara riil Indonesia harus mudah, cepat dan murah. Di mana-mana negara sukses itu serba mudah, serba cepat dan serba murah. Ini yang akan menyebakan investor - investor menggeliat. Bukan hanya kita, dunia akan tertarik ke Indonesia," katanya.