Rabu 16 Apr 2014 17:30 WIB

Prabowo 'Nyapres', Purnawirawan Diminta Tak Khawatir

  Ketua Dewan Pembina sekaligus Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan pengarahan dan pengawasan perhitungan cepat sementara Pemilihan Umum Legislatif di kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan, Rabu (9/4). (Republika/Yasin Habibi)
Ketua Dewan Pembina sekaligus Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan pengarahan dan pengawasan perhitungan cepat sementara Pemilihan Umum Legislatif di kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan, Rabu (9/4). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa jenderal purnawirwan TNI cemas jika Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto terpilih menjadi presiden. Karena ia dianggap tahu banyak masa lalu mereka. 

Mantan wakasad dan kasum TNI Letjend (Purn) Suryo Prabowo menjelaskan, capres Partai Gerindra itu dituding negatif oleh sejumlah jenderal purnawirawan. Alasannya, karena tahu banyak hal negatif yang mereka lakukan pada masa lalu. Serangan tersebut ditujukan sebagai pembunuhan karakter Prabowo agar terbentuk opini tidak layak untuk dipilih sebagai presiden. 

"Ada beberapa jenderal saat itu (Orde Baru) yang diketahui tidak loyal pada presiden. Jenderal yang lalu mendapat pangkat jenderal kehormatan dari presiden yang dulu menentang Soeharto ini yang sekarang muncul kembali. Jadi serangan negatif pada Pak Prabowo Subianto ini persoalan subjektif bukan objektif," katanya, Rabu (16/4).

Menurut Suryo, jenderal purnawirawan yang menuding Prabowo menginginkannya tak terpilih menjadi presiden. Mereka tidak suka dengan Prabowo karena visi dan misinya sebagai presiden. Mereka juga dianggap cemas jika Prabowo terpilih menjadi presiden dan akan membuka semua kesalahan  para jenderal itu di masa lalu. 

"Mereka keliru jauh menilai Prabowo seperti ini. Sebagai siswa mentor Prabowo, saya paham betul Prabowo tipikal jujur, berani, tegas dan selalu berpikir ke depan bukan ke belakang. Jadi mereka tidak perlu cemas dengan Prabowo," ujar peraih Bintang Adimakayasa sebagai lulusan terbaik Akabari Darat 1976 tersebut.

Ia memaparkan, tidak ada niat sedikit dari Prabowo membuka kesalahan masa lalu dari para Jenderal yang telah menudingnya secara negatif. 

"Bagi Prabowo kemajuan Indonesia tidak bisa diraih dengan saling menuding dan mencari kesalahan. Prabowo bahkan mengajak para jenderal seniornya tersebut sama-sama berkontribusi bagi kemajuan Indonesia," tutup mantan Pangdam Jaya tersebut.

Sebelumnya, Ketua Umum DPP Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri) Agum Gumelar meminta Prabowo untuk sadar diri menghadapi pilpres 2014. Ini lantaran sejarah yang kelamnya, terutama saat aktif di militer. Agum merupakan mantan komandan Prabowo saat berdinas di Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement