Rabu 09 Apr 2014 19:05 WIB

Perempuan Bali Menikah Rata-Rata Usia 21,9 Tahun

Salah satu tujuan wisata di Pulau Bali/Ilustrasi
Foto: www,dephut.go.id
Salah satu tujuan wisata di Pulau Bali/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Perempuan Bali rata-rata menikah pada usia 21,9 tahun sesuai hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada 2012, menurun dibanding tahun 2010 yang sudah tercatat 24,4 tahun.

"Padahal SDKI tahun-tahun sebelumnya menunjukkan usia perempuan Bali dalam membentuk rumah tangga menunjukkan adanya kematangan," kata Kepala Seksi Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi BKKBN Provinsi Bali, Drs Nyoman Sumiartha di Denpasar, Rabu.

Ia mengatakan, median kawin pertama wanita Bali tahun 1990 tercatat rata-rata 22,7 tahun meningkat menjadi rata-rata 23,1 tahun pada tahun 2000. Namun sejak hasil SDKI tahun 2010 menunjukkan adanya tren penurunan median kawin pertama pada wanita Bali.

Untuk itu berbagai upaya dan program BKKBN dilakukan untuk memantapkan dan meningkatkan kematangan wanita Bali dalam membentuk rumah tangga.

Salah satu upaya melalui pembinaan dan meningkatkan kualitas Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) melalui jalur sekolah dengan memberikan pembinaan sekaligus melakukan penilaian untuk menentukan PIK-R Unggulan.

Sumiartha menjelaskan, di Bali hingga kini telah terbentuk 158 PIK-R yang diharapkan mampu membantu para remaja dalam menghadapi permasalahan yang sangat kompleks, sekaligus mempersiapkan dirinya secara matang sebelum membentuk rumah tangga.

Sementara kepemilikan anak bagi perempuan Bali yang sudah membentuk rumah tangga (berkeluarga) rata-rata 2,3 anak sesuai SDKI tahun 2012.

Kondisi itu juga menunjukkan kecenderungan meningkat dibanding hasil SDKI 2010 yang hanya tercatat rata-rata memiliki 2,14 anak. Padahal selama tiga dasawarsa sebelumnya (1970-2000) kecenderungan wanita Bali memiliki anak rata-rata terus berkurang.

Rata-rata kepemilikan anak (total fertility rate-TFR) pada tahun 1970 mencapai 5,96 anak berhasil ditekan menjadi 3,97 anak pada tahun 1980.

Kondisi itu berhasil ditekan lagi menjadi 2,28 anak pada tahun 1980 dan pada tahun 2000 rata-rata hanya mempunyai 1,89 anak berkat program keluarga berencana (KB) yang menjangkau sebagian besar pasaran usia subur (PUS), ujar Nyoman Sumiartha.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement