Rabu 16 Apr 2014 08:47 WIB

Panglima TNI Minta Maaf ke Singapura

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Panglima TNI Jenderal Moeldoko (kanan)
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Panglima TNI Jenderal Moeldoko (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyampaikan pernyataan minta maaf kepada Singapura terkait kebijakan Mabes TNI AL memberi mengabadikan nama Usman-Harun ke dalam dua kapal perang.

Moeldoko mengatakan, penamaan dua kapal jenis fregat (perusak) itu tidak dimaksudkan untuk memancing emosi Singapura. Dia mengaku, episode itu telah menjadi pelajaran bersama. Moeldoko juga meyakini hubungan militer kedua negara bisa semakin erat dan kuat.

"Sekali lagi mohon maaf. Bahwa apa yang kami pikirkan tidak sama sekali berkaitan dengan membangun kembali emosi. Tidak sama sekali. Kedua, hubungan antara kedua negara sedang diperbaiki. Sudah ada komunikasi antar pemimpin. Kepala militer Singapura dan saya telah bertemu," kata mantan wakil gubernur Lemhannas itu kepada Channel NewsAsia, Selasa (15/4).

Meski begitu, seperti dilansir Channel NewsAsia, Moeldoko menekankan kalau nama Usman-Harun akan tetap digunakan pada kedua kapal TNI. Keputusan itu, kata dia, telah dibuat sejak Desember 2012 dan sudah melalui proses panjang.

Usman-Harun adalah prajurit Korps Komando Angkatan Laut (Marinir) yang terlibat peledakan hotel McDonald di Singapura pada 1965. Ketika itu, Singapura masih menjadi bagian Malaysia.

Atas aksinya dalam misi Dwikora, Usman-Harun harus meregang nyawa lantaran digantung aparat setempat. Sebagai bentuk penghormatan, kedua prajurit itu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, dan diberi gelar sebagai pahlawan nasional. Untuk mengapresiasi misi Usman-Harun, TNI AL mengabadikan nama keduanya ke dalam kapal perang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement