REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) 18 milik Amerika Serikat mendeteksi peningkatan jumlah titik panas (hotspot) di daratan Pulau Sumatera. Titik panas bertambah dari tujuh kini menjadi 22.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Selasa malam, menyatakan "hotspot" terbanyak masih berada di Provinsi Riau yakni mencapai 13 titik.
NOAA mendeteksi dari belasan "hotspot" di Riau itu, lima di antaranya berada di Kabupaten Kampar. Tepatnya dua titik panas berada di Desa Rantau Kasih, Kecamatan Kampar Kiri Hilir, kemudian tiga lainnya masing-masing di Desa Bandur Picak, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Binamang, Kecamatan XIII Koto Kampar, dan satu lagi di Desa Kota Lama, Kecamatan Kampar Kiri Hulu.
Kemudian tiga "Hptspot" lainya menurut pantauan satelit berada di Kabupaten Pelalawan, tepatnya dua di Desa Segati, Kecamatan Langgam dan satu lagi di Desa Kerumutan, Kecamatan Kerumutan.
Selanjutnya terdeteksi dua titik panas di Kabupaten Indragiri Hulu, teoatnya di Desa Sungai Banyak Ikan, Kecamatan Kelayang dan satu di Desa Pauh Ranap, Kecamatan Peranap.
Dua "hotspot" dilaporkan berada di Kabupaten Kuantan Singingi, lokasinya berada di Desa Muara Petai, Kecamatan Kuantan Mudik. Sementara satu titik panas tersisa terletak di Desa Sungai Kuning, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu.
Kepala BPBD Riau Said Saqlul Amri menyatakan, titik panas tersebut telah didata dan ditindaklanjuti dengan melakukan pemantauan langsung ke lokasi. Titik panas tersebut diindikasi sebagai peristiwa kebakaran hutan dan lahan penyebab polusi kabut asap.