Selasa 15 Apr 2014 19:39 WIB

Daerah Didorong Berinovasi Hadapi 'Middle Income Trap'

Gedung BPPT, jakarta
Foto: ROL/Kingkin J
Gedung BPPT, jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ancaman "middle income trap" semakin nyata karenanya daerah didorong untuk lebih berinovasi guna meningkatkan daya saing yang memicu pertumbuhan ekonomi.

"Koherensi kebijakan inovasi menjadi penting untuk mendorong pembangunan. Karenanya bagi daerah kerangka kebijakan inovasi perlu ada," kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan Aziz Iskandar dalam Leaders Forum dengan tema Menumbuhkembangkan Daerah Berinovasi dan Bisnis Inovatif Kalangan Usia Muda di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, penguatan sistem inovasi akan mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dapat mendukung pembangunan daerah, dan berkontribusi langsung terhadap pembangunan nasional.

BPPT, lanjut Marzan, mengusulkan kajian bersama guna menguatkan sistem inovasi di daerah untuk menumbuhkembangkan semangat berinovasi terutama terhadap kaum muda yang akan menjadi mesin penggerak ekonomi di masa depan.

"Kami usulkan perluasan sistem inovasi di daerah otonom. Dan hibah paten bagi industri-industri yang berinovasi," ujar dia.

Wakil Kepala Bappenas Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan harus ditemukan cara lain untuk mendorong inovasi di daerah. Karena dengan inovasi, daerah yang tidak berpotensi dapat terus berkembang.

"Contoh nyata adalah Jepang dan Korea. Karenanya harus bisa ditemukan inovasi apa yang paling cocok untuk satu daerah sehingga benar-benar mampu mendorong pembangunan di daerah tersebut," ujar dia.

Sementara itu, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta mengatakan "middle income trap" dapat diatasi dengan cara membuka kesempatan kerja seluas-luasnya dan penguasaan teknologi.

Lebih lanjut, ia mengatakan beberapa kementerian termasuk Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) sudah menjalan program yang mendorong kaum muda menjadi wiraswasta yang handal, yang diharapkan dapat berlanjut pada pembukaan peluang penyerapan tenaga kerja baru.

Melalui program techno-enterpreneurship, ia mengatakan Kemristek mencoba menciptakan inovator muda yang akhirnya terserap oleh berbagai perusahaan.

"Ada 20 hingga 30 orang yang dilatih, diseleksi lima di antaranya terpilih untuk didanai berinovasi. Hasilnya bahkan mendapat sambutan baik di dunia internasional dan mendapat lagi dukungan dana berinovasi," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement